Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Unggas Terpukul

Kompas.com - 10/04/2013, 03:03 WIB

SHANGHAI, Selasa - Merebaknya wabah flu burung di China membuat penjualan unggas melorot tajam. Negara-negara di kawasan Asia juga semakin meningkatkan kewaspadaan dengan membatasi peredaran perdagangan unggas dan produk turunannya dari China.

Jumlah orang yang terinfeksi virus bertambah menjadi 28 orang, separuhnya berasal dari Shanghai. Hingga Selasa (9/4) sudah ada 8 orang tewas di China. Sementara satu orang tewas di Vietnam karena galur berbeda.

Pemerintah China mengatakan masih belum mengetahui bagaimana virus galur H7N9 itu menyebar. Sejauh ini masih diyakini bahwa virus itu menyebar dari unggas ke manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tidak ada bukti penyebaran antarmanusia.

Pemerintah China menyarankan warga menghindari unggas hidup, tetapi menjamin bahwa unggas dan telur yang ada di pasaran masih aman jika dimasak dengan benar. Walau demikian, penjualan unggas merosot di beberapa kawasan, bahkan di daerah yang belum melaporkan kasus infeksi pada manusia. ”Kejadian ini benar-benar menghancurkan para pedagang. Dampaknya besar,” ujar Qiu Baoqin, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Perunggasan China.

Di kota Shijiazhuang, penjualan ayam harian turun 50 persen dari sepekan sebelumnya. Shanghai telah memusnahkan 111.000 burung, melarang perdagangan unggas hidup, dan sementara menutup pasar unggas. Jaringan restoran cepat saji McDonald’s memangkas harga hidangan berbahan dasar ayam hingga 40 persen sekaligus mempromosikan makanannya sehat.

Asosiasi penggemar merpati memutuskan menghentikan sementara pertandingan merpati. Anggota asosiasi juga menyarankan anggotanya tidak melepaskan merpati mereka selama dua bulan untuk mencegah penyebaran flu burung. Asosiasi di Hangzhou mengatakan akan menyuntikkan vaksin yang melindungi burung dari flu burung selain galur baru H7N9. Vaksin untuk H7N9 belum ditemukan.

Hentikan impor

Sementara itu, seorang anak berusia 4 tahun jadi korban pertama flu burung yang berasal dari virus galur H5N1 di Vietnam. ”Hasil tes memastikan anak berusia 4 tahun terinfeksi H5N1,” ujar seorang anggota staf pusat kesehatan di Provinsi Dong Thap, Vietnam. Anak itu adalah korban pertama sejak virus H5N1 merebak pada akhir Januari 2012.

Menurut harian Tuoi Tre, setelah melihat neneknya menyembelih ayam, anak itu demam dan dibawa ke rumah sakit. Pekan lalu, Hanoi melarang impor semua jenis unggas dari China dan mengetatkan kesiagaan di perbatasan, termasuk mengecek suhu tubuh penumpang.

Di Kamboja, delapan orang, termasuk enam anak, meninggal dunia akibat infeksi virus H5N1 sejak awal tahun, Kementerian Pertanian Indonesia menghentikan sementara impor semua produk unggas China, termasuk bulu bebek kering yang biasa digunakan sebagai bahan pembuat kok yang banyak digunakan pada olahraga bulu tangkis. Deputi Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengonfirmasikan bahwa Indonesia memutuskan untuk menghentikan impor semua produk unggas dari China. (AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com