Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siprus, Bisul Zona Euro

Kompas.com - 04/04/2013, 03:12 WIB

Ketika China menyalip Inggris soal peringkat ekonomi di dunia, lalu juga mendahului Jerman, tidak banyak yang paham bahwa inilah pertanda era Asia. Ini adalah pertanda pemudaran ekonomi zona euro. Sejarah perekonomian menunjukkan rotasi poros ekonomi dari Eropa ke Amerika Serikat, lalu ke Jepang, dan kini ke Asia non-Jepang.

Kini 50 persen pertumbuhan ekonomi dunia digenggam oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS). Trans-Atlantik telah memudar. Zona euro dengan 17 negara anggota telah memudar.

Ada penduduk yang menua dengan produktivitas menurun. Ada beban jaminan sosial pemerintah yang memberatkan keuangan negara. Lalu ada persaingan dari China, dan Asia, dengan produk murah akibat upah murah. Ini mengikis pangsa pasar Eropa di dalam perdagangan internasional. Produk Eropa berkualitas tetapi berharga sangat mahal telah tergusur.

Inilah akar dari masalah Trans-Atlantik. Kemampuan keuangan negara sudah tidak bisa menopang pengeluaran untuk jaminan sosial yang selama ini banyak dipertahankan, seperti subsidi pertanian. Lalu kekalahan persaingan korporasi seperti tenggelamnya pamor Ericsson, Nokia, Bang & Olufsen, Citroen, dan Fiat di dunia telah menambah kejatuhan pilar ekonomi Eropa.

Berita terbaru zona euro telah mencatatkan lagi rekor pengangguran sebesar 12 persen berdasarkan informasi dari Eurostat, Rabu (3/4). ”Tingkat pengangguran yang tinggi seperti itu merupakan tragedi bagi Eropa dan ini merupakan sinyal tentang betapa serius masalah ekonomi zona euro,” kata Ketua Komisi Ketenagakerjaan Uni Eropa Laszlo Andor, Rabu, di Brussels, Belgia.

Bank Laiki

Siprus, yang dalam konteks ini merupakan Siprus Yunani, ketiban beban. Negara kecil di Laut Tengah ini pernah berkembang menjadi salah satu pusat keuangan di zona euro. Sejak perang dengan Siprus Turki tahun 1974, Siprus Yunani terpisah dan melaju meninggalkan Siprus Turki di utara pulau Siprus.

Bank Laiki, salah satu bank besar dan dianggap aman selama ini, kemasukan deposito. Rusia merupakan salah satu penabung terbesar di Siprus. Kekuatan perbankan negara kecil ini 7-8 kali dari nilai produksi domestik bruto (PDB) Siprus Yunani sebesar 24 miliar dollar AS.

Masalah muncul ketika Yunani bangkrut tiga tahun lalu. Perbankan Siprus banyak mengucurkan kredit ke Yunani, zona euro dan AS yang sedang merosot. Siprus pun mengalami kelesuan ekonomi, kenaikan pengangguran, dan penumpukan kredit macet. ”Konsekuensi ekonomi dan sosial dari pengangguran yang tinggi akan terus menjadi ancaman bagi masa depan zona euro,” kata Marie Diron, penasihat senior ekonomi di Ernst & Young.

Kejadian di Siprus seperti bisul zona euro. Ini adalah letupan kecil yang belum memperlihatkan skala penuh masalah ekonomi. Maka tidak heran jika Presiden Siprus Nicos Anastasiades mengatakan, hari-hari sulit akan menghadang warga di depan.

Nasib Siprus Yunani kini berbalik. Siprus Turki yang selama ini menonton kemajuan tetangga di selatan pulau balik bersimpati pada tetangganya di selatan.

Siprus yang berpenduduk sejuta jiwa lebih itu mencoba melakukan pembenahan dengan membebaskan pajak untuk bisnis kasino. Akan tetapi, selama poros ekonomi tetap mengarah ke Yunani dan zona euro, tampaknya Siprus sulit keluar dari prahara ekonomi. (Reuters/AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com