Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KTT di Doha Menuai Kritik

Kompas.com - 28/03/2013, 02:26 WIB

Kairo, Kompas - Keputusan Liga Arab memberikan kursi delegasi Suriah dalam KTT di Doha, Qatar, kepada perwakilan kubu oposisi, Koalisi Nasional, menuai kritik dari beberapa negara. Rusia dan Iran menyampaikan keberatan atas keputusan Liga Arab itu.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin, seperti dikutip situs stasiun televisi Rusia berbahasa Arab, Rusia al-Youm, mengatakan, keputusan pada KTT Liga Arab tersebut menunjukkan bahwa Liga Arab menyimpang dari upaya mencari penyelesaian politik di Suriah.

Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, yang memantau jalannya KTT Liga Arab dari Kairo, Mesir.

Churkin menyebutkan, keputusan Liga Arab memberikan kursi delegasi Suriah kepada Koalisi Nasional (NC) bertentangan dengan hukum internasional. Ia berdalih, keanggotaan Suriah di Liga Arab belum hilang, tetapi hanya dibekukan.

Deputi Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir Abdollahian juga menyatakan, menyerahkan kursi perwakilan Suriah ke kelompok yang tak mendapat dukungan rakyat merupakan tindakan berbahaya bagi dunia Arab.

Menurut dia, tindakan Liga Arab itu berarti mengakhiri peran organisasi itu di dunia Arab.

Surat kabar Suriah Thisreen yang pro-rezim menyebutkan, langkah Liga Arab itu merupakan tindakan pencurian kursi dari pemiliknya yang sah. Harian tersebut mengatakan, keputusan itu merupakan tindakan kriminal, baik secara hukum, politik, maupun etika.

Sebaliknya, Menlu Qatar Sheikh Hamd Bin Jasim Bin Jabir al-Thani, dalam konferensi pers, Selasa (26/3) malam, berdalih, pemberian kursi dan hak suara delegasi Suriah kepada NC adalah sebuah langkah tidak seberapa dibandingkan kekejaman rezim Presiden Bashar al-Assad terhadap rakyatnya.

Menurut Sheikh Hamd, seharusnya Liga Arab melakukan langkah lebih jauh dari itu jika mempertimbangkan rezim Assad tiap hari membantai rakyat dan menghancurkan negaranya.

Ia balik menuduh, rezim Presiden Assad-lah yang melanggar hukum internasional dan menolak semua inisiatif damai, baik yang pernah diajukan Kofi Annan maupun Lakhdar Brahimi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com