Di Kota Bekasi, kurun tiga bulan ini, sudah terjadi lebih dari 15 kali perampokan. Korbannya pegawai stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU), nasabah bank, pedagang, atau minimarket.
Korban perampokan terakhir ini bernama Ponijan (26). Pagi itu, ia seorang diri memacu sepeda motor Suzuki Shogun dari SPBU Jalan Cut Meutia ke Bank Mandiri Kantor Kas Rawalumbu. SPBU dan bank itu berjarak hanya 3 kilometer.
Di Jalan Bambu Kuning, 500 meter dari SPBU, Ponijan dipepet enam orang yang naik tiga sepeda motor. Ponijan lalu terjatuh. Seorang laki-laki yang memegang golok mendekat dan menarik tas berisi uang setoran.
Ponijan mencoba bertahan. Namun, seorang lainnya mendekat, mengeluarkan dan menodongkan pistol sehingga korban pasrah. ”Ditodong pistol, saya tidak berani melawan,” katanya kepada penyidik Kepolisian Sektor Bekasi Timur.
Ponijan jatuh di dekat warung milik Alan Winarya (23). Alan dan empat pengunjung yang melihat Ponijan jatuh, langsung didekati pelaku yang bergolok dan berpistol. Namun, mereka mengira itu perkelahian.
Warga juga sempat kesal dengan pelaku yang menodongkan pistol dan mengacungkan golok ke semua orang yang melihat. Namun, dikarenakan gentar, mereka hanya bisa membantu seadanya, melempari pelaku dengan batu. ”Takut ditembak,” kata Alan.
Perampokan itu, menurut Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Timur Komisaris Suyud, masih didalami. Dia menilai, pelaku amat berani sebab beraksi di pagi hari, bersenjata, dan tidak takut terlihat banyak orang.
”Pelaku sepertinya sudah berkali-kali beraksi,” katanya.
Pegawai SPBU yang sama juga pernah dirampok di Jalan Bambu Kuning, Senin, 18 Juni 2012, pukul 10.30. Waktu itu, korban, Abdul Rasyid (32) dirampok di depan kantor bank. Saat turun sambil membawa tas berisi uang hasil penjualan BBM senilai Rp 297 juta, korban didatangi bahkan tiba-tiba dibacok perampok. Komplotan perampok ada enam orang dan bersepeda motor. Kasus ini juga belum terungkap.