Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kongo Gagalkan Usaha Pembunuhan Presiden

Kompas.com - 23/03/2013, 02:49 WIB

KINSHASA, KOMPAS.com — Pemerintah Republik Demokratis Kongo (DRC) menyatakan, telah menggagalkan persekongkolan yang melibatkan seorang anggota parlemen Belgia untuk membunuh Presiden Joseph Kabila dan menggulingkan pemerintahnya, Jumat (22/3/2013).

Dua tersangka —seorang dokter Belgia keturunan Kongo bernama Jean-Pierre Kanku Mukendi dan Isidore Madimba Mongombe, seorang mantan polisi— ditangkap sebelumnya bulan ini di Kinshasa, kata Menteri Dalam Negeri Richard Muyej kepada wartawan.      

Muyej mengatakan bahwa kedua orang itu, yang memiliki sejumlah senjata pada saat ditangkap, mengakui rencana mereka tersebut. "(Mukendi) mengakui bahwa rencana menyerang kota Kinshasa dan melenyapkan kepala negara ini disetujui pada pertemuan besar yang dipimpinnya pada 20 Januari di Kinshasa," katanya.

Muyej mengklaim bahwa Mukendi, meski tinggal di Belgia, mendirikan sebuah kelompok bernama "Mouvement Debout Congolais", atau Gerakan Bangkit Kongo, dengan bantuan seorang anggota parlemen Belgia.      

"Dengan bantuan anggota parlemen Belgia Laurent Louis, ia meningkatkan pertemuan dengan rekan-rekan Kongo-nya dengan tujuan mempersiapkan dan merampungkan proyek mereka untuk menggulingkan pemerintah (Kongo)," katanya.      

Louis, seorang anggota parlemen independen, mengatakan kepada Reuters bahwa meski menentang pemerintah Kabila, ia tidak terlibat dalam persekongkolan untuk menggulingkan paksa pemerintah Kongo.

"Saya menentang kekerasan, apalagi pertemuan-pertemuan ini bersifat umum. Tidak ada pertemuan rahasia untuk merencanakan ini atau itu," katanya melalui telepon.

Joseph Kabila menjadi Presiden di Kongo —negara luas yang kaya mineral, tetapi tidak stabil— pada 2001 setelah pembunuhan ayahnya, Presiden Laurent Kabila.

Meski ia menang dalam pemilihan umum demokratis pertama Kongo dalam waktu hampir lima dasawarsa pada 2006, pemilihannya kembali lima tahun kemudian dinodai oleh kecurangan luas.      

Bulan lalu, 20 orang yang dicurigai menjadi anggota kelompok gerilya lain ditangkap di Afrika Selatan dan dituduh berencana menggulingkan Kabila setelah mereka pergi ke negara itu untuk berusaha memperoleh pelatihan militer, dan membeli senjata.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com