Obat Flu Selundupan dari China Dibuat Jadi Narkoba

SYDNEY, KOMPAS.com - Pihak berwenang Australia telah menyita lebih dari 1,3 ton obat flu dari China yang diimpor secara ilegal dan kemudian digunakan untuk membuat narkoba bernama "ice".

Menurut laporan smh.com.au, hari Jumat (22/3/2012), sebanyak 10 orang telah ditahan dan dua laboratorium di kawasan Burwood dan Parramatta di Sydney telah ditutup, atas hasil kerjasama polisi New South Wales, dan Bea Cukai Australia. Pejabat pabean juga sudah memperingatkan para mahasiswa internasional, khususnya dari China mengenai bahaya terlibat dalam sindikat penyeludupan internasional karena disuruh membawa barang titipan yang tidak mencurigakan.

ContactNT adalah tablet demam dan flu yang dijual di China, yang mengandung pseudoephedrine, bahan digunakan untuk membuat methylamphetamine atau "ice". Pihak berwenang Australia baru-baru ini menyita 1,3 ton ContacNT yang menurut mereka bisa digunakan untuk membuat 400 kg methylamphetamine. Nilai produksinya bisa mencapai 78 juta dolar dan nilai jualnya di jalanan bisa mencapai 300 juta dolar. Obat-obatan ini diimpor ke Australia dan dimasukkan ke berbagai barang lain seperti kotak teh hijau, termos, alat pembuat sandwich, dan tali skipping.

Menurut Roxanne Kelley, dari Dinas Bea dan Perlindungan Perbatasan, para mahasiswa asing banyak didekati untuk membawa masuk obat-obatan ke Australia. "Kami melihat adanya pola dimana mahasiswa internasional, khususnya dari China ditawari uang untuk membawa  atau mengambil paket yang tampaknya tidak mencurigakan." kata Kelley.

"Peringatan kami kepada mereka adalah: kalau anda tidak tahu isinya, jangan diambil. Bila kami menangkap anda mengambil paket yang berisi bahan yang bisa digunakan membuat obat terlarang, anda bisa dikenai denda dan mungkin masuk penjara." tambah Kelley.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, polisi negara bagian New South Wales juga menutup dua laboratorium di Burwood dan Parramatta dimana sejumlah besar ContacNT dan ice disita. Polisi juga menemukan uang tunai 300 ribu dolar (Rp 3 miliar) dan sejumlah senjata.