Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Penggemukan Sapi Kurangi Karyawan

Kompas.com - 19/03/2013, 17:53 WIB
Yulvianus Harjono

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Pembatasan kuota impor sapi bakalan, berdampak besar tempat kepada usaha penggemukan sapi (feedloter) dan penyerapan tenaga kerja di Lampung.

Gara-gara kuota dibatasi, sejumlah feedloter terpaksa mengurangi jumlah karyawannya.

Wakil Manajer Umum PT Juang Jaya Abdi Alam, William Bulo, dihubungi Selasa (19/3/2013), mengatakan, pihaknya terpaksa melakukan perampingan karyawan, karena berkurangnya sapi bakalan yang digemukkan. Jumlah karyawan yang diberhentikan mencapai 92 orang dalam dua tahun terakhir ini.

"Terpaksa kami mem-PHK karyawan karena sapi yang digemukkan tidak ada. Kami mendukung kebijakan swasembada daging sapi. Namun, harusnya ada persiapan yang lebih baik dahulu. Jangan sampai ada pihak-pihak yang dirugikan seperti pedagang dan konsumen," tuturnya, menyikapi kebijakan pembatasan impor sapi bakalan.

Kapasitas produksi sapi potong di perusahaannya berkurang drastis hingga 30 persen, semenjak dikuranginya kuota impor sapi bakalan asal Australia. Tahun 2013 ini, PT Juang Jaya yang merupakan salah satu perusahaan penggemukan sapi terbesar di Lampung, hanya mendapatkan kuota 12.000 ekor sapi bakalan. Padahal, sebelumnya, kuota itu mencapai 17.000 ekor. Bahkan, sempat mencapai 50.000 ekor.

"Tahun lalu, kami bisa melepas 3.000 ekor sapi potong tiap bulan. Bahkan, di 2011, kami masih bisa lepas 5.000 ekor. Sekarang, sulit," kata William.

Selain itu, sekitar 1.000 ekor sapi bakalan asal Australia yang diimpor perusahaan ini dan tiga importir lainnya berada dalam pengawasan Balai Karantina, karena dianggap menyalahi ketentuan impor sapi bakalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com