Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Orang Padati Lapangan Santo Petrus

Kompas.com - 19/03/2013, 14:30 WIB

ROMA, KOMPAS.com - Paus Fransiskus resmi menjadi paus pada Selasa (19/3) ini dalam sebuah upacara misa yang Vatikan katakan akan berlangsung singkat sesuai semangat kesederhanaan yang dipancarkan paus baru itu.

"Misa Inagurasi Pelayanan Pengganti Petrus sebagai Uskup Roma," demikian upacara itu secara resmi disebut, akan berlangsung lebih dari dua jam, kata juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi. Misa dimulai pada pukul 09.30 pagi waktu setempat (atau sekitar pukul 16.30 WIB).

Lapangan Santo Petrus, yang mampu menampung sekitar 100.000 orang, akan penuh dengan wisatawan, penduduk setempat, peziarah dan pejabat. Ritual itu akan disiarkan secara langsung ke seluruh dunia. Lombardi sebelumnya mengatakan bahwa 132 delegasi asing akan hadir, termasuk 31 presiden, 11 kepala pemerintahan dan enam raja dan ratu.

Fransiskus telah memberikan sebuah kesan mendalam sebagai paus rakyat, yang prihatin dengan kesejahteraan masyarakat miskin. Namun dia mewarisi sebuah gereja yang didera oleh skandal pelecehan seksual selama puluhan tahun dan klaim korupsi di kalangan para klerus.

Ia sendiri ketika masih sebagai imam di Argentina juga dituduh tidak melakukan sesuatu yang berarti dalam mengahadapi kediktatoran militer selama periode yang disebut Perang Kotor di negara itu. Tuduhan itu telah menghantuinya dalam beberapa hari terakhir. Vatikan telah membantah tuduhan itu dan menyebutnya sebagai fitnah.

Sebelum Fransiskus memulai dengan misa inagurasi hari ini, ia akan menjalani serangkaian upacara pendahuluan yang harus diselesaikan. Dia akan dihiasi wol bulu domba untuk mewakili perannya sebagai 'gembala yang baik,' yang bertanggung jawab terhadap jemaahnya dan menerima cincin kepausan, 'cincin nelayan", untuk mewakili perannya menyebarkan Injil. Kalau biasanya berupa emas murni, kini cincin itu terbuat dari perak yang dilapisi emas.

Ia kemudian akan naik kendaraan, yang bisa mobil kepausan atau jeep, sesaat sebelum misa dimulai dan melaju lambat ke arah kerumunan umat di alun-alun Lapangan Santo Petrus.

Sejak pemilihan selama konklaf, Fransiskus telah memiliki kecenderungan untuk 'menulis ulang' aturan tradisional tentang bagaimana seorang paus berperilaku, dan ia sejak itu tidak terjebak dengan aturan tersebut.

Jika dia naik di mobil kepausan (popemobile), sebuah mobil konstruksi khusus dari Mercedes Benz, dia akan berada di belakang kaca antipeluru, yang dipasang pada 1981 setelah upaya pembunuhan terhadap Paus Yohanes Paulus II. Namun Paus Fransiskus telah menolak wahana resminya itu sebelumnya. Ia memilih untuk naik bus dalam perjalanannya bersama para kardinal ketimbang sebuah mobil dinas paus.

Hal itu telah menimbulkan sejumlah kekhawatiran keamanan. Salah satu koran Italia mengutip seorang anggota pengamanan paus yang mengatakan, jika Paus terus seperti ini, itu akan "membuat kami semua gila."

"Dia di sana, berdiri tepat di depan saya mengulurkan tangannya dan tersenyum," kata John Bingham, seorang reporter yang menjabat tangan paus. "Itu sangat berbeda dari paus yang pernah saya lihat selama tugas saya sebelumnya."

Saat Paus melesat melewati barikade dan bahkan keluar dari gerbang yang terbuka ke jalan umum, ungkapan keprihatinan bisa dilihat di wajah para petugas keamanan yang menyertainya.

Andreas Widmer, yang bertugas melindungi Paus Yohanes Paulus II sebagai anggota Garda Swiss pada tahun 1980-an, mengatakan, seorang paus harus menyeimbangkan pertimbangan keamanan dengan misinya merangkul masyarakat dan berbicara kepada khalayak Katolik di seluruh dunia. "Prioritas pertama kepausan bukan keamanan. Prioritas pertama kepausan adalah pelayanannya," katanya. "Setelah paus pergi di Lapangan Santo Petrus, dan hal-hal seperti itu - hal itu tidak pernah akan berubah. Itu bagian dari apa yang dia lakukan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com