Vatikan, Kompas
”Berdoalah untuk saya,” kata Fransiskus, yang tadinya adalah Kardinal Argentina bernama Jorge Mario Bergoglio, sebagaimana dilaporkan koresponden Kompas,
Paus Fransiskus berasal dari Argentina, tetapi memiliki akar dari daerah Piedmont, Italia. Paus mengatakan, hal itulah yang juga mendorong dirinya memakai nama Fransiskus, merujuk pada Fransiskus Asisi.
Hal paling menarik adalah saat dia menemui 3.000 wartawan dari seluruh dunia, Sabtu, di Aula Paolo VI, di samping kanan Basilika St Petrus. Acara dibuka tengah hari oleh Uskup Agung Claudio Maria Celli sebagai pemimpin bidang komunikasi sosial Takhta Suci Vatikan.
Uskup Agung Celli menegaskan, Gereja membutuhkan para wartawan untuk mewartakan kebenaran dengan segala integritas, otoritas, dan otonominya serta dengan melibatkan kecerdasannya.
Kepada Paus, Uskup Agung Celli mengatakan, ribuan wartawan datang dari seluruh penjuru dunia, dari berbagai latar belakang sosial dan budaya, semata-mata untuk mewartakan kebenaran kepada dunia selama konklaf berlangsung.
Dia melanjutkan dengan menjelaskan, Gereja adalah suatu institusi dan umat Allah. Sejak awal berdiri, Gereja tidak mempunyai hakikat politik praktis, melainkan hakikat agama. Gereja ada untuk mewartakan kebenaran. Ada tiga hal kunci dalam pewartaan Gereja, yakni kebenaran, kebaikan, dan keindahan (la verita, la bonta, & la beliza).
Paus Fransiskus kemudian menjelaskan kepada para wartawan segala sesuatu tentang namanya, mengapa dia memilih nama Fransiskus Asisi. Banyak yang bertanya apakah itu Fransiskus de Seles, Fransiskus Asisi, dan Fransiskus Xaverius.
Paus menceritakan saat-saatkonklaf yang menunjukkan namanya terpilih sebagai Paus baru. Saat itu di samping dia ada Kardinal Brasil Claudio Hummes dari Sao Paulo. Hummes mencium Paus baru dan mengucapkan selamat. Saat itu Hummes membisikkan kalimat, ”Jangan lupakan orang miskin.”