Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi AS Pasti Jatuh

Kompas.com - 04/03/2013, 08:16 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Ekonomi Amerika Serikat hampir pasti kembali terjerembap ke dalam resesi. Hal ini terjadi setelah Presiden AS Barack Obama menandatangani pengurangan pengeluaran negara sebesar 85 miliar dollar AS. Korban dari pengurangan ini antara lain militer, pekerja taman nasional, dan petugas bandara.

”Akan ada derita yang segera dihadapi warga. Semoga hal ini akan bisa memaksa Kongres AS kembali bernegosiasi untuk menemukan kesepakatan,” kata Obama dalam pidato lewat radio pada Sabtu (2/3) di Washington DC, AS.

Diperkirakan ada pengurangan 700.000 pekerja akibat sequester, istilah yang muncul di AS untuk menamai program pengurangan anggaran pemerintah senilai 85 miliar dollar AS atau Rp 822 triliun itu.

Masalah ini langsung menghadang Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, yang baru sepekan lalu lolos nominasi Senat. Hagel mengatakan tetap mencoba memaksimalkan tugas militer di balik pengurangan anggaran itu.

Ketua DPR AS John Boehner (Republiken, Ohio) mengatakan tidak bertanggung atas dampak negatif yang mungkin terjadi akibat sequester.

Pengurangan anggaran itu terjadi karena Partai Republik dan Demokrat di Kongres AS tidak sepakat tentang cara mengatasi defisit anggaran, yang telah menembus 1 triliun dollar AS. Defisit terjadi karena penerimaan lebih kecil daripada pengeluaran.

Selama ini defisit besar itu selalu diatasi dan tidak memunculkan persoalan nasional. Namun, di era Presiden George W Bush, defisit selalu diatasi dengan penambahan utang secara terus- menerus. Hal ini membuat utang AS menggunung dan kini mencapai angka 16,4 triliun dollar AS, hampir setara dengan 100 persen nilai produksi domestik bruto (PDB) AS. Batasan utang yang aman adalah maksimum 60 persen dari PDB.

Keterlaluan

Obama menilai, batasan utang sudah keterlaluan. Dia ingin mengurangi utang hingga 1,2 triliun dollar AS selama 10 tahun mendatang. Ini dilakukan agar investor tetap memiliki kepercayaan terhadap perekonomian AS. Oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor’s, peringkat utang AS sudah diturunkan dari AAA menjadi AA+.

Lebih dari 50 persen tumpukan utang itu juga disebabkan kebijakan perang Bush di Irak dan Afganistan serta pemborosan di sektor militer. Di sisi lain, Bush malah mengurangi pungutan pajak dan tidak menyentuh kepentingan warga tak mampu di AS.

Untuk itu, Obama dan Demokrat menginginkan perhatian kepada warga tak mampu sekaligus kenaikan pajak. Adapun Republiken hanya mau menaikkan sedikit pajak dan tidak mau kenaikan pajak massal. Hampir semua Republiken anti-kenaikan pajak. Mereka juga menentang program jaminan sosial yang dicanangkan Obama.

Hal ini membuat Obama meneken pengurangan anggaran sebagaimana adanya, sesuai kemampuan penerimaan negara.

Mantan kandidat presiden dari Partai Republik, Mitt Romney, mengatakan tidak melihat kesuksesan Obama terkait anggaran. Namun, kubu Demokrat menganggap bahwa semua itu akibat sikap Republiken yang selalu tak mau menaikkan pajak. Kenaikan pajak yang disepakati hanya terbatas walau menurut Demokrat dan Obama masih banyak celah pajak yang bisa dimanfaatkan.

Dalam jajak pendapat terakhir terlihat sebesar 28 persen warga AS menyalahkan Republiken sebagai penyebab sequester. Sebanyak 22 persen menyalahkan Demokrat dan 37 persen warga menyalahkan kedua belah pihak.

Masih ada celah untuk negosiasi. Pengurangan efektif pengeluaran pemerintah baru berlaku 27 Maret 2013. Boehner menegaskan bahwa masih ada kesepakatan perpanjangan waktu untuk mencegah pengurangan efektif pengeluaran. Namun, Obama mengatakan, tidak ada kemajuan negosiasi dalam dua tahun terakhir. (REUTERS/AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com