Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Transgender Pakistan Ikut Pemilu

Kompas.com - 25/02/2013, 19:55 WIB

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Seorang anggota komunitas transgender Pakistan akan bertarung dalam pemilihan umum mendatang demi memperjuangkan persamaan hak.

Sanam Fakir (32), Senin (25/2/2013), mengatakan komunitas transgender memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada masyarakat selain menari atau mengemis.

"Kami tidak ditakdirkan untuk mengemis atau menari untuk orang lain. Kami punya kehidupan untuk dijalani," kata Fakir kepada AFP melalui sambungan telepon dari kota Sukur, yang berjarak 800 km dari Islamabad.

Niat Sanam Fakir mencalonkan diri dalam pemilu ini menjadi yang pertama kali kelompok transgender atau di Pakistan disebut "eunuch" diperkenankan maju dalam pemilu.

Kesempatan ini diperoleh setelah pada 2011 Mahkamah Agung memerintahkan agar pemerintah memberikan kartu identitas dan mendaftarkan anggota komunitas transgender yang diperkirakan mencapai 500.000 orang sebagai warga yang memiliki hak pilih.

Di Pakistan, kata-kata "eunuch" bisa diartikan sebagai biseksual, transeksual, waria dan homoseksual. Secara tradisional, mereka yang dianggap kelompok "eunuch" dibayar untuk membantu kelahiran bayi, atau menari dalam pesta pernikahan.

Sanam Fakir akan mencalonkan diri lewat jalur independen di kota kediamannya Sukkur, yang secara tradisional merupakan basis Partai Rakyat Pakistan yang berkuasa. Di kota ini, jumlah anggota komunitas transgender sangat sedikit, sehingga kemungkinan Fakir memperoleh kursi di parlemen Provinsi Sindh sangat tipis.

"Kami tidak pernah korupsi. Kami tidak perlu korupsi. Kami tak punya keluarga dan kebutuhan kami sangat terbatas.  Kami sudah puas dengan yang kami miliki saat ini," kata Fakir.

"Saya tahun, sangat sulit untuk menang. Namun, setiap orang harus memberi kontrib usi untuk memperbaiki komunitasnya," tambah dia.

Fahir yang sempat mengenyam pendidikan hingga kelas 10,  kini mengelola sebuah lembaga amal yang di dalamnya termasuk pusat pelatihan komputer untuk komunitasnya.

"Kami semakin terpelajar sekarang. Dulu orang gemar menghina kami, namun kini mereka mulai menghormati kami," Fakir menegaskan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com