Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulama Saudi Kecam Anggota Perempuan Dewan Syura

Kompas.com - 25/02/2013, 15:39 WIB

RIYADH, KOMPAS.com — Sejumlah ulama Arab Saudi berkomentar keras lewat situs jejaring sosial Twitter mengecam terpilihnya para anggota perempuan Dewan Syura Kerajaan Arab Saudi.

Pekan lalu, Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz melantik 150 anggota Dewan Syura yang tugas utamanya adalah memberi nasihat untuk raja terkait berbagai undang-undang dan masalah hukum. Sebanyak 30 anggota Dewan Syura yang dilantik itu adalah perempuan.

Kicauan ini langsung mendapat tanggapan dan langsung memiliki hash-tags sendiri. Namun, tak semua penanggap kicauan yang berisi kecaman itu. Cukup banyak warga Arab Saudi yang justru mengecam balik pandangan sang ulama.

Salah seorang ulama itu adalah Ahmed Al-Abdulqader, Menteri Urusan Dakwah Arab Saudi. Dalam kicauannya lewat Twitter itu, sang ulama menggunakan kata-kata yang cukup kasar seperti "pelacur" atau "sampah masyarakat" untuk mendeskripsikan para perempuan anggota Dewan Syura itu. Padahal, ke-30 perempuan itu semua memiliki latar belakang akademisi dan teknokrat.

"Mereka pikir mereka bisa mempermainkan para mufti dengan memberikan legitimasi kepada para 'pelacur' ini berada di tengah kekuasaan. Saya bukan penipu, dan penipu tak bisa membodohi saya," katanya.

Tokoh lain yang juga mengecam terpilihnya perempuan dalam Dewan Syura adalah Dr Saleh al-Sugair, mantan pengajar di Universitas Raja Saud.

"Para perempuan kurang ajar ini berdandan di Dewan Syura, apakah mereka mewakili masyarakat? Ya Tuhan... mereka adalah sampah masyarakat," kata Sugair.

Ini bukan komentar kontroversial Sugair, yang sebenarnya adalah seorang dokter, tetapi memiliki pandangan keagamaan yang ekstrem. Tahun lalu dia pernah mengusulkan pemisahan mahasiswa kedokteran pria dan wanita.

Sugair memiliki 40.000 pengikut di Twitter. Dia dikenal menentang perempuan yang bekerja, perempuan mengemudi mobil, dan dokter perempuan mengobati pasien pria.

Namun, komentar-komentar kecaman ini mendapat banyak tentangan juga dari para pengguna Twitter di Arab Saudi.

"Pernyataan-penyataan ini adalah kejahatan moral. Pemerintah harus menerbitkan undang-undang untuk mengajari mereka soal moral," kata pengguna Twitter, Maha al-Shahri.

"Semua penyakit ada obatnya, kecuali kebodohan," tulis pengguna Twitter lainnya, Abdelrahman al-Sobeyhi.

"Ketidakpedulian ini bukan wajah Islam," kata Ali Abdelrahman, pengguna Twitter lainnya.

"Masalahnya mereka berpikir memiliki imunitas dari Tuhan," kecam pengguna Twitter lain.

Bulan lalu, Raja Arab Saudi Abdullah menerbitkan dekrit yang memutuskan bahwa 20 persen dari 150 persen kursi Dewan Syura kerajaan harus diisi perempuan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com