Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Akui Keberadaan "Desa Kanker"

Kompas.com - 22/02/2013, 19:50 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan China mengakui keberadaan yang disebut "desa-desa kanker" untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun spekulasi.

Pengakuan -dalam laporan kementerian lingkungan- bertepatan dengan banyaknya kalangan yang marah terkait polusi udara dan limbah industri akibat pembangunan pabrik.

Laporan media menyebutkan jumlah penderita kanker di banyak desa yang terletak di dekat pabrik-pabrik dan aliran sungai yang terkena polusi, meningkat tajam.

Empat tahun lalu, seorang wartawan China menerbitkan peta yang menunjukkan puluhan dari yang disebut desa-desa kanker.

Dalam laporannya, kementerian lingkungan juga mengakui bahwa China menggunakan bahan kimia berbahaya yang dilarang di negara-negara maju.

Sejumlah laporan menyebutkan desa-desa kanker ini muncul pada tahun 1998. 

Lokasi Desa Dekat Sungai

Seorang pegiat lingkungan, Wang Canfa, yang membuka pusat bantuan di Beijing untuk korban polusi mengatakan untuk pertama kalinya kata itu digunakan dalam dokumen departemen pemerintah.

"Hal itu menunjukkan kementerian lingkungan mengakui bahwa polusi menyebabkan kanker," kata Canfa seperti dikutip kantor berita AFP.

Sumber-sumber resmi termasuk di situs pemerintah dan stasiun televisi menyebutkan adanya 241 lokasi desa.

Desa-desa itu sebagian besar terletak di dekat aliran sungai besar.

Koran China Daily -mengutip laporan tahunan Pencatatan Kanker- menyebutkan sekitar 2,7 juta orang di China meninggal setiap tahun karena kanker.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com