Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hitler dan Frankenstein Ikut Pemilu di India

Kompas.com - 20/02/2013, 16:08 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com - Nama-nama seperti Adolf Hitler dan karakter monster Frankenstein muncul di antara 345 nama kandidat dalam pemilu lokal di Negara Bagian Meghalaya, India, akhir pekan lalu.

Selain Hitler dan Frankenstein, nama-nama "aneh" juga ada di antara para kandidat seperi Bombersingh, Boldness Billykid, Predecessor dan Process.

Para politisi bernama lucu itu bersaing untuk memperebutkan 60 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat setempat.

Ternyata, nama-nama "aneh" ini merupakan hal biasa di Negara Bagian Meghalaya dan ini merupakan salah satu peninggalan masa penjajahan Inggris. Di masa lalu, banyak warga Inggris memilih tinggal di ibu kota Shillong yang berhawa sejuk dan menjadikannya salah satu pusat pemerintahan kolonial di India.

Shillong kemudian berjuluk "Skotlandia dari Timur" dan secara berangsur-angsur para misionaris Kristen masuk dan tentu saja semakin populernya bahasa Inggris di kalangan rakyat setempat. Bahkan hingga kini sebagian besar rakyat Meghalaya menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, para sejarawan mengatakan "kedekatan" dengan Inggris ini membuat sebagian rakyat Meghalaya memberi nama anak-anak mereka dengan nama Inggris meski mereka tidak terlalu paham artinya.

"Mereka bahkan tak tahu latar belakang nama itu. Mereka tertarik menggunakan nama Inggris karena menganggapnya sebagai salah satu penanda modernitas," kata pakar sejarah Institut Manajemen India di Shillong, Sanjeeb Kakoty.

Politisi Adolf Lu Hitler-Marak mengatakan orangtuanya tidak tahu latar belakang Hitler dan terlepas dari memelihara kumis, Marak meyakinkan dirinya tak ada kaitan dengan diktator Nazi itu.

"Mungkin orangtua saya suka nama itu. Tapi saya bukan diktator," kata Hitler-Marak kepada AFP.

Sebagai kader Partai Kongres Nasional, Hitler-Marak berlaga dalam pemilu mewakili daerah Bajengdoba di Meghalaya Barat.

Hitler-Marak mengaku dia tak pernah bermasalah dengan namanya dan bahkan dia pernah menjabat Menteri Kehutanan di Meghalaya. Mungkin rakyat negara bagian itu menganggap Hitler hanya sebuah nama.

"Orangtua boleh saja memberi nama lucu untuk anak mereka, namun sejauh para kandidat ini melaksanakan tugas mereka dengan baik, kami tak melihat ada masalah," kata seorang warga yang juga bernama lucu, Class One.

Apalah arti sebuah nama....

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com