Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas dan Fatah Rundingkan Persatuan Palestina

Kompas.com - 07/02/2013, 18:37 WIB

KAIRO, KOMPAS.com - Pemimpin Hamas Khaled Meshaal mengatakan kepada BBC bahwa dia mengadakan perundingan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengenai pembentukan pemerintah persatuan nasional.

Faksi Hamas yang menguasai wilayah Jalur Gaza dan faksi Fatah yang menguasai Tepi Barat menandatangani kesepakatan rekonsiliasi pada Mei 2011 tetapi belum diterapkan.

Namun muncul tanda-tanda hubungan kedua faksi lebih dekat selama beberapa bulan terakhir.

"Kita mengalami kemajuan sedikit demi sedikit dalam hal rekonsiliasi," kata Khaled Meshaal dalam wawancara dengan BBC.

Perpecahan antara Hamas dan Fatah menyebabkan pemilihan umum tertunda selama beberapa tahun. Menurut Meshaal, pemilihan umum sekarang sedang dalam tahap persiapan.

"Kita berkonsultasi tentang pembentukan pemerintah nasional bersatu. Persiapan pemilihan presiden, parlemen dan dewan eksekutif sedang dilakukan," tambahnya. 

Organisasi Teroris

Upaya rekonsiliasi ini pernah ditengahi oleh Presiden Mesir Mohamed Morsi. Awal tahun 2013, dia mengadakan pertemuan tiga pihak dengan Mahmud Abbas dan Khaled Meshaal tentang penerapan pakta persatuan tahun 2011.

Pada 2006 Hamas menang dalam pemilihan parlemen Palestina sehingga memicu konflik sengit dengan Fatah.

Kedua faksi terlibat bentrok berdarah di Gaza dan Hamas selanjutnya mengusir Fatah dari wilayah Jalur Gaza pada 2007.

Sampai saat ini Hamas digolongkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat dan Uni Eropa dengan pertimbangan Hamas sejak lama melancarkan serangan dan menolak meninggalkan jalur kekerasan.

Tetapi para pendukung mengatakan Hamas adalah gerakan perlawanan yang sah dan pemerintahan yang dipilih secara demokratis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com