Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abu Mendiang Sihanouk Disebar di Sungai Mekong

Kompas.com - 05/02/2013, 15:46 WIB
PHNOM PENH, KOMPAS.com - Ribuan warga Kamboja memenuhi tepian Sungai Mekong, Selasa (5/2/2013), saat abu mantan raja Norodom Sihanouk disebarkan ke air sungai berwarna coklat itu sehari setelah upacara kremasi di ibu kota Phnom Penh.

Sejumlah karung putih berisi abu sang mendiang raja, dibawa ke atas sebuah perahu naga berhiaskan bunga yang berlayar di pertemuan tiga sungai besar yaitu Mekong, Tonle Sap dan Tonle Bassac. Dari atas perahu itu, keluarga kerajaan kemudian menyebarkan abu mendiang Sihanouk ke air sungai.

Sebelumnya, warga yang berduka dipimpin janda Sihanouk, Monique dan putranya - Raja Norodom Sihamoni, mengambil sedikit tulang mendiang Sihanouk dari krematorium untuk kemudian disimpan di dalam sebuah kendi di Istana Kerajaan.

Tulang itu, kemudian dicuci dengan air kelapa dan air suci dari pegunungan, akan dibawa ke istana pada saat upacara pemakaman selama sepekan penuh berakhir.

"Kendi berisi sisa tubuh mendiang akan disimpan di stupa Kantha Bopha," kata seorang pejabat istana, merujuk pada putri kesayangan Sihanouk yang meninggal dunia pada usia tiga tahun dan abunya juga disimpan di istana.

Pada Senin (4/2/2013), asap membubung dari krematorium menandapi upacara pembakaran jenazah Sihanouk di sebuah bangunan berbentuk pagoda yang dibangun khusus untuk acara ini.

Mengiringi pembakaran, Angkatan Darat Kamboja melepaskan tembakan penghormatan sebanyak 101 kali bersamaan dengan kembang api yang menerangi langit Phnom Pehn.

Sihanouk, ayah dari 14 anak dari enam pernikahan itu, meninggal dunia dalam usia 89 tahun di Beijing, China akibat serangan jantung.

Sihanouk turun dari tahta pada 2004 setelah memerintah selama enam dekade yang diwarnai perang kemerdekaan, perang saudara, rezim berdarah Khmer Merah, pengasingan dan akhirnya perdamaian di Kamboja.

Meski Sihanouk pernah bersekutu dengan gerakan Maois, namun raja yang gemar membuat film dan menulis puisi ini, tetap populer di mata rakyatnya. Sihanouk dianggap berhasil menstabilkan kondisi Kamboja pada 1950-an hingga 1960-an, sebelum kehadiran rezin Khmer Merah di era 1970-an.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com