Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Francois Hollande: Konflik Mali Belum Berakhir

Kompas.com - 03/02/2013, 00:19 WIB

BAMAKO, KOMPAS.com - Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan sangat salah jika mengasumsikan konflik di Mali sudah berakhir, tiga pekan setelah Perancis meluncurkan operasi militernya di bekas jajahannya itu.

Pernyataan itu disampaikan Hollande ketika mengunjungi kota bersejarah Timbuktu yang berhasil direbut pasukan Perancis dan Mali, Sabtu (2/2/2013).

Dalam kunjungan itu warga Timbuktu menyambut meriah Hollande dan menganggap dia sebagai penyelamat kota itu. Di hadapan rakyat Timbuktu Hollande berjanji Perancis akan terus membantu pasukan Mali untuk mengendalikan wilayah utara.

"Perancis bertekad untuk terus berjuang bersama pasukan Mali. Kami sudah meminta Perancis bertahan," kata Presiden ad-interim Mali, Dioncounda Traore.

Warga Timbuktu juga berharap pasukan Perancis bisa bertahan di negeri itu, untuk menjamin keamanan.

"Saya punya satu harapan. Saya ingin pasukan Perancis tetap di Sahara dan mendirikan pangkalan di sini," kata seorang warga Timbuktu, Moustapha Ben Essayati kepada kantor berita Associated Press.

Para perempuan Timbuktu memenuhi jalanan kota menyambut kedatangan Francois Hollande. Mereka mengenakan pakaian berwarna-warni dan berbagai perhiasan yang dilarang selama kota itu dikuasai pemberontak Islam.

"Para perempuan Timbuktu mengucapkan terima kasih kepada Francois Hollande," kata Fanta Diarra Toure (53).

"Kita harus menyampaikan kepadanya bahwa dia sudah menebang pohon namun dia masih harus membongkar akarnya," tambah Fanya merujuk pada pemberontak Islam.

Sementara itu, saat berpidato di depan pasukan Perancis di bandara Timbuktu, Hollande mengingatkan pasukannya bahwa misi di Mali masih menyisakan bahaya.

"Konflik belum berakhir. Sangat salah jika kita berfikir demikian. Sehingga, kita bersama kawan-kawan dari Mali, akan terus berupaya mengembalikan situasi aman di kota-kota yang sudah direbut seperti Gao dan Timbuktu. Kita tidak akan berhenti di sini," ujar Hollande.

Sebelum meninggalkan Mali, Hollande mengatakan dia akan memastikan pasukan Afrika yang akan mengambil alih tanggung jawab dari pasukan Perancis akan tiba sesegera mungkin.

Selain itu, Hollande berharap pemerintahan sementara Mali bisa segera memulai pembicaraan politik dengan kelompok oposisi di utara.

Sekitar 800 pasukan Perancis, termasuk ratusan pasukan payung ikut ambil bagian dalam operasi militer merebut Timbuktu enam hari lalu. Sebanyak 3.500 personil militer Perancis saat ini berada di Mali.

Sedangkan 2.000 personil pasukan Chad dan Niger yang berpengalaman dalam peperangan gurun pasir, ikut membantu operasi militer Perancis. Nantinya sebanyak 6.000 personil pasukan Afrika dalam misi internasional untuk Mali (Afisma) akan menggantikan pasukan Perancis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com