Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Perancis dan Mali Disambut bak Pahlawan

Kompas.com - 29/01/2013, 11:25 WIB

BAMAKO, KOMPAS.com - Pasukan Perancis dan Mali disambut bak pahlawan saat berkonvoi memasuki kota Timbuktu yang berhasil direbut dari tangan pemberontak Islam, Selasa (29/1/2013). Sayangnya, pemberontak sempat membakar sebuah bangunan bersejarah berisi ribuan naskah kuno.

Warga kota Timbuktu berkumpul di jalan-jalan kota sambil mengibarkan bendera Perancis dan Mali, saat pasukan kedua negara melintas di depan mereka.

"Mali, Mali, Mali," demikian sorak-sorai rakyat Timbuktu.

Lahlia Garba (50) seorang perempuan warga kota Timbuktu menyatakan kelegaannya setelah pasukan Perancis dan Mali berhasil mengusir pemberontak Islam dari kota bersejarah itu.

"Saya harus mengenakan burka, sarung tangan dan harus menutup semua bagian tubuh saya," kata Lahlia.

"Kami bebas! Kami menjadi sandera selama 10 bulan namun rasanya seperti 10 tahun," kata warga Timbuktu lainnya, Hama Cisse.

Saat pasukan Perancis dan Mali memasuki Timbuktu, di Paris, Presiden Perancis Francois Hollande mendeklarasikan kemenangan.

"Kami telah memenangkan perang di Mali," kata Hollande sambil menambahkan "kami" yang dimaksuda adalah Perancis, Mali dan pasukan Afrika lainnya.

"Tak ada tembakan dilepaskan, tak ada darah tertumpah bahkan tak ada jebakan dipasang," kata Komandan Operasi Helikopter Perancis, Kolonel Frederic Gout.

Penduduk Timbuktu mengatakan pasukan pemberontak sudah meninggalkan kota itu beberapa hari saat serangan udara Perancis menghujani berbagai basis mereka di wilayah utara Mali.

Meski tak menghadapi perlawanan berarti, pasukan pemberontak dalam gerak mundurnya sempat membakar sebuah gedung yang menyimpan ribuan naskah kuno dari dunia Muslim dan Yunani.

Wali kota Timbuktu Halley Ousmane membenarkan kabar pembakaran di gedung Pusat Dokumentasi dan Riset Ahmed Baba Centre itu. Wali kota Halley menyebut pembakaran itu adalah sebuah kejahatan terhadap kebudayaan.

Sejumlah sumber di Kementerian Kebudayaan Mali menyatakan Ahmed Baba Centre yang dibangun pada 1973 itu menyimpan setidaknya 60.000 hingga 100.000 manuskrip kuno.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com