Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Pembebasan Kachin Kehilangan Pos Penting

Kompas.com - 28/01/2013, 11:07 WIB
Wisnu Dewabrata

Penulis

YANGON, KOMPAS.com — Tentara Pembebasan Kachin (KIA) kembali kehilangan salah satu pos pertahanan penting mereka, kali ini akibat serangan besar-besaran dari militer Myanmar. Hal itu terjadi walau Pemerintah Myanmar berkali-kali mengklaim telah memerintahkan penghentian serangan dan gencatan senjata sejak pekan lalu.

Menurut juru bicara KIA, yang minta disebut hanya dengan nama Joseph, Minggu (27/1/2013), per telepon, menyatakan sedikitnya 3.000 prajurit militer Myanmar, dengan kekuatan serangan udara dan artileri, membombardir pos pertahanan mereka di kawasan perbukitan Hka Ya Bhum. Pos itu adalah pos pertahanan strategis mendekati kota basis perlawanan Organisasi Pembebasan Kachin (KIO), Laiza.

Menurut Joseph, serangan besar-besaran digelar sejak pekan lalu dan menyebabkan jatuhnya pos pertahanan tadi ke tangan militer Myanmar pada Sabtu malam. "Mereka tetap menyerang walau pemerintah mendeklarasi gencatan senjata. Sejak beberapa pekan terakhir tentara pemerintah terus mendesak maju menuju Laiza walau pemerintah berkali-kali mengatakan tak ingin menduduki kota itu," kecam Joseph melalui telepon.

Joseph juga menyebut, Pemerintah Myanmar tak pernah menepati janji yang mereka ucapkan sendiri. Hal itu terbukti dari serangan-serangan militer yang terus terjadi dan berlangsung. Tidak mengherankan, tambah Joseph, jika niat Pemerintah Myanmar sebenarnya adalah memang menduduki Laiza. Hingga saat ini Joseph belum memastikan jumlah korban jiwa yang jatuh dari pihaknya akibat serangan besar-besaran tersebut.

Lebih lanjut dalam kesempatan terpisah, juru bicara KIA lain yang berbasis di Thailand, James Lum Dau, mengatakan, pihaknya terpaksa harus meninggalkan kawasan pegunungan pasca-serangan tersebut. Dia juga mengaku belum yakin benar apakah militer Myanmar akan terus menyerang hingga menduduki kota Laiza.

Saat ini diketahui, kota Laiza menjadi basis sekaligus markas besar KIA dan KIO, yang juga menjadi tempat tinggal dan berlindung warga sipil etnis Kachin. Dau hanya menyebut sebagian warga sipil telah bergerak mengungsi walau tidak merinci lebih lanjut. "Kalaupun Laiza diduduki, hal itu bukan berarti KIA kalah," ujar Dau per telepon.

Pertempuran yang kembali pecah antara militer Myanmar dan kelompok pemberontak etnis Kachin itu telah memicu kekhawatiran dunia. Reaksi datang dari sejumlah negara termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pemerintah China, negara yang berbatasan langsung dengan negara bagian Kachin tempat pertempuran bergolak, mendesak penghentian peperangan yang terjadi di wilayah itu. Desakan dilontarkan pasca-pertemuan Wakil Menteri Luar Negeri China Fu Ying dengan Presiden Thein Sein.

Provinsi Yunan, China, yang berbatasan langsung dengan negara bagian Kachin, dikabarkan telah menyiapkan kamp-kamp pengungsian yang mampu menampung sedikitnya 10.000 orang, sebagai bentuk antisipasi pelarian pengungsi melintasi kawasan perbatasan itu.

Lebih lanjut, Pemerintah Myanmar berang dengan pernyataan dan respons pihak Amerika Serikat, Sabtu kemarin, yang menurut mereka menyalahkan pihak militer negeri itu sebagai penyebab peperangan. Pemerintah Myanmar, yang juga kesal karena AS masih menyebut negeri itu dengan nama Burma, mewanti-wanti agar AS tidak melakukan tindakan atau mengeluarkan pernyataan apa pun yang bisa berdampak pada hubungan baik kedua negara.

Pemberontak etnis Kachin adalah satu-satunya perlawanan etnis minoritas yang belum tunduk dan bersedia menyepakati perjanjian damai dengan Pemerintah Myanmar. Sejak 1,5 tahun terakhir pertempuran kembali pecah. Ketegangan memuncak ketika militer negeri itu mengerahkan jet dan helikopter tempur mereka dan menyerang pos-pos perlawanan KIA yang dimulai bersamaan dengan hari perayaan Natal. Militer Myanmar berdalih bahwa serangan terjadi karena konvoi logistik mereka diserang terlebih dahulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com