Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Bunuh Diri Setelah Dipukul Pelatih

Kompas.com - 08/01/2013, 22:04 WIB
Pieter P Gero

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang siswa dari sebuah sekolah lanjutan tingkat atas di Jepang bunuh diri setelah meresa terhina karena dilecehkan pelatih basketnya. Siswa berusia 17 tahun ini ditemukan bunuh diri dan meninggalkan pesanan tertulis bahwa dia bunuh diri setelah dipukul pelatihnya.

Kantor berita AFP mengutip media lokal yang memuat pernyataan pejabat di Osaka, kota di barat Jepang, hari Selasa (8/1/2013) melaporkan, siswa laki-laki ini ditemukan menggantung diri di di kamar di rumahnya dua hari sebelum hari Natal 25 Desember lalu.

Dalam catatan ditinggalkan siswa yang tak disebut namanya ini, disebutkan bahwa dia harus mengakhiri hidupnya karena malu setelah dilecehkan pelatih basketnya. Dia merasa malu setelah dipukul oleh sang pelatih yang tidak disebutkan namanya.

Pelatih basket berusia 47 tahun yang juga tak diungkapkannya jatidirinya mengakui memukul siswa tadi. Media lokal mengutip pernyataan pelatih itu di kantor polisi menyebutkan, dia meminta maaf kepada orang tua sang siswa karena tindakannya itu membuat mereka kehilangan putranya.

Jepang dengan penduduk sebanyak 128 juta jiwa, merupakan salah satu negara di dunia dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Sekitar 30.000 warga Jepang melakukan aksi bunuh diri setiap tahunnya.

Meningkatnya angka pengangguran, masalah keluarga dan problem kesehatan menjadi faktor utama dibalik alasan mengapa banyak warga Jepang memilih bunuh diri.

Ada kasus, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun melompat bunuh diri dari apartemen pada tahun 2011. Kasus ini mendapat perhatian luas secara nasional karena langkah bunuh diri ini setelah dia malu karena acap menjadi korban pelecehan dari rekan-rekannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com