Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Drone" AS Diduga Hanyut Hingga ke Filipina

Kompas.com - 08/01/2013, 18:45 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat, Selasa (8/1/2012), mengakui pesawat tanpa awak atau drone yang ditemukan di perairan Filipina adalah milik negara itu. Namun, AS mengatakan drone itu masuk ke perairan Filipina karena dihanyutkan air laut setelah jatuh sekitar empat bulan lalu.

Drone tak bersenjata itu diterbangkan dari kapal perusak USS Chafee dalam sebuah latihan perang di lepas pantai Guam, September tahun lalu. Demikian pernyataan resmi Kedubes AS di Manila.

"Nampaknya arus laut membawa drone itu ke lokasi tempat drone itu ditemukan di perairan Pulau Masbate," masih pernyataan Kedubes AS.

Sejumlah nelayan akhir pekan lalu menemukan drone itu menyangkut di jala mereka di lepas pantai pulau di Filipina Tengah yang berjarak sekitar 2.500 km dari Guam.

Sebelumnya, Presiden Benigno Aquino menyatakan pemerintahannya mengizinkan militer AS mengoperasikan drone di wilayah udara Filipina namun hanya untuk misi pengintaian bukan penyerangan.

Meski demikian, penemuan drone milik AS itu memicu kontroversi di Filipina yang memaksa para pejabat setempat menekankan bahwa drone yang jatuh itu bukan digunakan untuk memata-matai Filipina.

"Itu bukan pesawat terbang mata-mata. Drone itu tidak bersenjata. Drone itu digunakan pasukan AS dalam latihan," kata juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina Kolonel Arnulfo Burgos.

Kementerian Luar Negeri Filipina juga mengeluarkan pernyataan senada.

"Kedutaan Besar AS sudah memastikan bahwa drone tersebut dirancang dan dibuat sebagai sasaran dalam latihan menembak. Jadi drone itu tidak bersenjata dan tidak digunakan untuk memata-matai," demikian pernyataan Kemenlu Filipina.

Namun, penjelasan pemerintah dan militer Filipina itu tidak memuaskan Sekjen Aliansi Patriotik Baru yang berhaluan kiri, Renato Reyes. Dia menuding ditemukannya drone itu adalah bukti bahwa AS telah melanggar kedaulatan Filipina.

"Tak satu pun negara berdaulat membiarkan negara asing menggunakan wilayah udaranya dengan seenanknya," kata Reyes.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com