Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Gedung Putih dan Gedung Capitol

Kompas.com - 08/01/2013, 07:55 WIB

Perbedaan politik antara Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Partai Republik tampaknya semakin sulit dijembatani. Kegagalan kandidat presiden Partai Republik, Mitt Romney, membendung Obama memenangi masa jabatan kedua dalam pemilu 6 November masih sulit dilupakan sebagian tokoh republiken. Republik kembali merasa sebagai nomor dua dalam duel melawan Gedung Putih untuk mengatasi jurang fiskal. Republik, yang mendominasi DPR AS di Gedung Capitol, akhirnya menyetujui keinginan Gedung Putih menaikkan pajak bagi warga terkaya berpenghasilan minimal 400.000 dollar AS per tahun.

Dua ”kekalahan” itu membuat kubu Republik merapatkan barisan dan selalu siap melawan. Jika perlu, semua kebijakan Gedung Putih dikritisi habis-habisan. Yang terdekat  adalah keputusan Obama memilih menteri yang akan membantunya pada masa jabatan kedua.

Pada Senin (7/1), Obama dijadwalkan menominasikan mantan Senator Republik asal Nebraska (1997-2009), Charles Timothy ”Chuck” Hagel, sebagai menteri pertahanan menggantikan Leon Panetta. Bersama Hagel, Obama menominasikan penasihat kontraterorisme Gedung Putih, John Brennan, sebagai direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA).

Nominasi menteri pertahanan harus melalui dengar pendapat dengan Komite Angkatan Bersenjata Senat, dan mendapat persetujuan Senat. Namun, upaya merangkul tokoh Republik bergabung dalam kabinet mendapat tentangan keras justru dari kubu Republik sendiri.

Pemimpin republiken di Senat, Mitch McConnell, mengindikasikan konfirmasi Senat tak akan mudah. ”Dia harus menjalani dengar pendapat secara fair seperti kandidat lain. Saya menunggu apakah pandangan Chuck sejalan dengan posisi yang akan dia tempati,” ujar McConnell.

Suara keras datang dari Lindsey Graham, senator republiken lain, yang mengecam sikap Hagel kepada Israel, sekutu utama AS di Timur Tengah, dan kepada Iran. ”Hagel akan menjadi menteri pertahanan paling antagonis dalam sejarah negeri ini. Tak hanya menganjurkan negosiasi dengan Iran, tetapi juga mendesak Israel bernegosiasi dengan Hamas, organisasi teroris yang mengirim ribuan roket ke Israel,” kata Graham.

Sebagian republiken juga belum melupakan kritik keras Hagel terhadap cara mantan Presiden George W Bush menangani perang Irak. Menurut senator John Cornyn, pemilihan Hagel akan menjadi ”pesan terburuk yang kita kirimkan kepada Israel dan sekutu lain AS di Timur Tengah”.

Nominasi menteri di AS kadang memicu ketegangan karena Senat bisa menolak kandidat yang diajukan presiden. Sebelumnya, Duta Besar AS di PBB Susan Rice mengundurkan diri dari pencalonan menteri luar negeri karena tentangan kuat dari kubu republiken. Beruntung bagi Obama, tak seperti DPR AS, Senat masih dikuasai kubu Demokrat. Meski tak mudah, nominasi Hagel tampaknya akan diloloskan oleh Senat di Gedung Capitol. (Reuters/AP/AFP/WAS)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com