Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Australia Keracunan Metanol Meninggal

Kompas.com - 06/01/2013, 15:19 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

PERTH, KOMPAS.com — Seorang remaja asal Perth, Liam Davies (19), yang keracunan metanol di Lombok, Nusa Tenggara Barat, meninggal dunia.

Davies menenggak arak yang dicampur metanol ketika merayakan Tahun Baru, Rabu lalu, di Lombok. Setelah dirawat di rumah sakit setempat, Davies diterbangkan ke Perth, Jumat dini hari, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut karena keadaannya memburuk.

Seorang juru bicara rumah sakit, Sir Charles Gairdner, Minggu (6/1/2013), mengukuhkan bahwa Davies meninggal. Menurut pihak rumah sakit, keluarganya tidak akan mengeluarkan pernyataan lebih lanjut.

Davies pernah mewakili Australia di cabang lacrosse untuk usia 18 tahun ke bawah. Dia tinggal di Selandia Baru sampai usia enam tahun sebelum pindah ke Perth.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, Davies menjadi korban kesekian yang keracunan metanol di Bali dan Lombok. Tidak semua keracunan metanol berakibat kematian, tetapi bisa berakibat lain seperti gagal ginjal dan kebutaan.

September 2011, pemain rugby terkenal asal Perth, Michael Denton, juga meninggal di Bali setelah menenggak arak, yang kadar alkoholnya antara 20-50 persen.

Sejumlah pihak di Australia sekarang mendesak para turis Australia, yang mencapai ratusan ribu orang setiap tahun, berhati-hati dalam mengonsumsi alkohol, terutama yang dibeli tanpa botol tertutup.

Sebelumnya Ikatan Dokter Australia Barat mendesak Pemerintah Australia dan polisi federal untuk campur tangan guna memastikan Pemerintah Indonesia bertindak lebih banyak untuk melarang minuman arak yang dicampur metanol. 

Ketua Ikatan Dokter Australia Barat Richard Choong mengatakan, bantuan asing yang diberikan Australia kepada Indonesia bisa digunakan untuk melobi guna memastikan bahwa menjual minuman yang dicampur metanol merupakan tindak kejahatan serius.

"Kita harus betul-betul mengangkat masalah ini, bukan saja di Australia Barat, melainkan di seluruh Australia, karena banyak sekali turis kita berlibur di Bali ataupun di pulau-pulau sekitarnya, termasuk Lombok dan Gili," kata Choong kepada harian The West Australian, Minggu.

"Diperlukan tindakan bersama antara Departemen Kesehatan, Departemen Luar Negeri, dan polisi federal karena kita tidak mau warga Australia menjadi korban lagi di masa depan."

"Menjual minuman bermetanol, yang merupakan  bahan kimia berbahaya, adalah tindak kejahatan serius. Kami ingin melihat polisi federal dan polisi Indonesia bekerja sama menghentikan kegiatan ini," tutur Dr Choong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com