new delhi, jumat
Fenomena ini terlihat di New Delhi yang berpenduduk 16 juta jiwa. Tidak hanya ilmu bela diri, penjualan alat pertahanan diri, seperti semprotan merica atau pengajuan izin membawa senjata api, juga marak.
Seorang pelatih ilmu bela diri, Anuj Sharma, mengatakan, jumlah pendaftar perempuan melonjak dalam dua minggu terakhir.
”Kasus pemerkosaan ini seolah menjadi sinyal bahwa
Salah satu peserta latihan adalah Smriti Iyer (23). Ia mengaku, keputusannya untuk belajar ilmu bela diri juga diikuti oleh beberapa teman perempuannya. Di sana dia belajar mengenai teknik membebaskan diri dari cengkeraman tangan atau melumpuhkannya dengan serangan ke selangkangan.
Penjualan semprotan merica juga meningkat secara bersamaan. Media lokal bahkan menyebut, seorang perempuan telah mengajukan permohonan izin membawa senjata api.
Perubahan perilaku ini dipicu kasus pemerkosaan atas mahasiswi 23 tahun oleh enam orang di atas bus pada 16 Desember 2012 malam. Dia akhirnya meninggal dunia saat dirawat setelah kondisinya kritis selama hampir 13 hari.
Kasus pemerkosaan ini memantik unjuk rasa besar-besaran di sejumlah kota di India. Masyarakat menuntut pemerintah bisa melindungi perempuan dan membenahi sistem peradilan yang lebih cepat dalam menangani kasus pemerkosaan.
Berdasarkan data Biro Catatan Kejahatan Nasional, ada 24.206 kasus pemerkosaan yang dilaporkan kepada pihak kepolisian, tetapi hanya 26 persen yang divonis pengadilan. Catatan lain menunjukkan bahwa 95 persen pelaku merupakan orang yang dikenal korban.
”Yang dibutuhkan saat ini adalah sistem yang mampu melindungi kami,” ujar Ranjana Kumari dari Pusat Penelitian Sosial.