Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meteorit Langka Beri Petunjuk Evolusi Mars

Kompas.com - 04/01/2013, 07:21 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

LOS ANGELES, KOMPAS.com — Meteorit Mars yang baru saja ditemukan memberi petunjuk tentang evolusi Mars. Ini merepresentasikan bagian cerita yang hilang antara Mars yang dahulu hangat dan basah dengan Mars yang kini dingin dan kering.

Meteorit itu bernama NWA 7034. Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Science Express, Kamis (3/1/2013), mengungkap, meteorit tersebut berbeda dengan meteorit Mars yang lain, memiliki jumlah air lebih banyak.

Carl Agee, astronom dari University of New Mexico, yang memimpin studi, mengatakan bahwa NWA 7034 memiliki jumlah air 10 kali lebih banyak dari 110 meteorit Mars lain yang jatuh ke Bumi. Hal ini memberi petunjuk bahwa meteorit itu berasal dari permukaan Mars, bukan bagian dalamnya.

Agee mengatakan, meteorit tersebut adalah batuan Mars yang terbentuk dari erupsi vulkanik sekitar 2,1 miliar tahun yang lalu. Meteorit sebelumnya merupakan lava, kemudian membeku dan diperkaya dengan air.

Meteorit Mars yang sebagian besar terdapat di Sahara dan Antartika umumnya berasal dari masa tua Mars 4,5 miliar tahun lalu dan masa mudanya 1,3 juta hingga 600 ribu tahun lalu. Dengan usianya yang 2,1 miliar tahun, meteorit ini istimewa.

Agee seperti diberitakan Space, Kamis kemarin, menuturkan, NWA 7034 bisa memberi petunjuk periode transisi Mars dari hangat dan basah menjadi dingin dan kering. Studi lebih lanjut meteorit ini memungkinkan ilmuwan menguraikan evolusi Mars lebih lengkap.

Agee memastikan bahwa meteorit tersebut memang berasal dari Mars. Menurutnya, permukaan planet Merkurius dan Venus sebagai planet terdekat dengan Bumi terlalu kering untuk menghasilkan meteorit dengan karakter seperti NWA 7034.

Penelitian akan dilanjutkan dengan mengungkap berapa lama meteorit itu melayang di angkasa sebelum sampai ke Bumi. Pakar meteorit dari University of Alberta, Chris Herd, mengatakan bahwa meteorit ini adalah sampel yang bagus, belum banyak terkontaminasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com