Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Myanmar Gempur Pemberontak Kachin

Kompas.com - 02/01/2013, 16:54 WIB

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pesawat tempur militer Myanmar dilaporkan menyerang kawasan pemberontak di utara Kachin dalam lima hari terakhir.

Tayangan video yang didapat BBC menggambarkan helikopter menembaki daratan dan jet tempur terbang mendekati kantong Tentara Pembebasan Kachin.

Pertempuran dengan pemberontak Kachin kembali berlangsung di tahun 2011, setelah 17 tahun gencatan senjata.

Tidak jelas berapa banyak korban yang ditimbulkan dalam serangan lima hari ini. Banyak warga yang tinggal di kawasan konflik telah mengungsi di tenda-tenda penampungan di Kachin dan sepanjang perbatasan dengan China.

Kehadiran jet dan helikopter tempur ini juga dikonfirmasikan oleh saksi mata di kawasan tersebut.

Tetapi seorang pejabat pemerintah mengatakan militer tidak menginformasikan mereka terkait serangan ini.

Zaw Htay, direktur kantor kepresidenan Myanmar mengatakan situasi di kawasan tersebut dalam kondisi rumit, dan militer hanya memberitahukan kepada pemerintah bahwa mereka hanya menggunakan pesawat untuk menyalurkan persediaan bagi pasukannya.

"Pesawat yang digunakan adalah pesawat latih K8 bukan jet tempur, itu informasi yang saya dapatkan dari militer,'' katanya.

"Saya tidak memiliki informasi adanya penggunaan helikopter. Situasinya sangat sulit di Kachin.''

Dia menambahkan bahwa pemerintah menginginkan adanya pembicaraan damai dengan para pemberontak secepatnya. 

Rekaman Video

Sejumlah saksi mata mengatakan militer melakukan tindakan diluar instruksi Presiden Thein Sein yang memerintahkan bertempur hanya untuk pertahanan diri.

Saat ini sepertinya militer tengah melakukan persiapan untuk melakukan serangan penuh ke markas pemberontak di Laiza.

Video serangan ini diperoleh dari kelompok yang menamakan dirinya Pasukan Pembebasan Myanmar yang merekam dari parit pemberontak.

Kelompok ini menggambarkan diri mereka sebagai ''pergerakan layanan kemanusiaan multi etnis,'' sesuai yang tertulis di situs mereka.

Sekitar 75.000 orang mengungsi setelah pertempuran kembali pecah di Kachin - kawasan kaya sumberdaya - sejak konflik kembali berlangsung setelah 17 tahun gencatan senjata.

Meski ada permintaan dari komunitas internasional, pemerintah Myanmar hanya mengijinkan sedikit saluran bantuan bagi mereka yang mengungsi di kawasan pemberontak.

Myanmar telah melakukan serangkaian reformasi dramatis sejak pemerintahan sipil pimpinan Thein Sein berkuasa tahun lalu.

Tetapi pegiat HAM tetap menyoroti sejumlah kasus lain diantaranya kekerasan sepanjang 2012 di negara bagian Rakhine, yang menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com