Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima dari Enam Tersangka Didakwa Pembunuhan

Kompas.com - 02/01/2013, 03:18 WIB

new delhi, selasa - Polisi mendakwa lima dari enam pelaku pemerkosaan bergilir atas mahasiswi kedokteran di New Delhi, India, dengan pasal pembunuhan. Tersangka keenam diduga masih remaja sehingga harus menjalani tes fisik untuk memastikan usianya.

Juru bicara Kepolisian New Delhi, Rajan Bhagat, Selasa (1/1), mengatakan, berkas para tersangka akan dilimpahkan ke pengadilan pada Kamis mendatang. Jika terbukti bersalah, hukuman mati menanti para tersangka.

Tersangka keenam dikabarkan tengah menjalani tes pemeriksaan tulang untuk memastikan usianya. Dia akan dihukum layaknya orang dewasa jika usianya sudah 18 tahun. Berdasarkan hukum di India, seorang remaja tidak bisa dihukum untuk pasal pembunuhan.

Sudah ada 30 saksi yang diperiksa terkait kasus pemerkosaan bergilir ini dengan dokumen setebal 1.000 lembar.

Para tersangka ditangkap setelah memerkosa seorang mahasiswi secara bergilir di atas bus yang sedang melaju pada 16 Desember 2012. Tidak hanya kekerasan seksual, pelaku juga memukuli mahasiswi ini sehingga kondisinya kritis.

Korban sempat diterbangkan ke Singapura untuk dirawat, tapi meninggal dunia akhir pekan lalu. Jenazahnya kemudian dibawa ke India dan dikremasi dalam upacara tertutup, Minggu.

Kasus ini menyulut gelombang unjuk rasa di sejumlah wilayah di India, menuntut agar pelaku dihukum mati. Mereka juga menuntut pemerintah melindungi perempuan dari kejahatan seksual yang mengancam perempuan. Saat ini, hukuman maksimal untuk pelaku pemerkosaan adalah penjara seumur hidup.

Pengunjuk rasa menuntut parlemen untuk menciptakan undang-undang baru khusus guna menghukum para pelaku, salah satunya dikebiri. Demikian pula dengan sistem peradilan cepat yang menangani kasus perkosaan dalam jangka waktu 90 hari.

Bom rakitan

Kemarin, polisi menangkap seorang pria berusia 37 tahun sewaktu memasang bom rakitan di rumah beberapa tersangka. Bom rakitan itu terdiri atas bahan peledak tingkat rendah yang biasa dipakai untuk petasan.

Tindakan tersebut bisa menggambarkan kemarahan publik India atas kejahatan seksual itu dan lambannya penanganan aparat keamanan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat.

Insiden ini membuat sebagian pihak tak merayakan malam pergantian tahun sebagai bentuk simpati kepada korban. Ketua Partai Kongres Sonia Gandhi tak menggelar perayaan Tahun Baru sebagai sikap politik atas kasus pemerkosaan itu. Sejumlah hotel juga membatalkan acara menyambut Tahun Baru. (ap/afp/eld)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com