DAVAO CITY, KOMPAS.com -- Konsulat Jenderal RI di Davao City, Filipina, menyatakan bahwa ada seorang warga negara Indonesia (WNI) yang dikabarkan menjadi korban Topan Bopha di Filipina bagian selatan. Korban yang dimaksud bukan orang yang lahir di Indonesia tapi orangtua asal Indonesia.
Demikian penuturan Konjen RI di Davao City, Eko Hartono, di sela penyerahan bantuan dari Pemerintah Indonesia untuk korban Topan Bopha di Filipina, Sabtu (29/12/2012).
WNI yang dimaksud adalah nelayan yang menjadi korban saat melaut bersama 300 nelayan lainnya. "Saat ini ada 8.900 lebih jiwa keturunan WNI yang tinggal di Filipina bagian selatan," kata Eko.
Filipina adalah negara yang menganut asas ius sanguinis dalam hal kewarganegaran. Artinya, meskipun lahir di Filipina, seseorang masih berkewarganegaraan Indonesia bila orangtuanya masih belum beralih kewarganegaraan.
Duta Besar RI untuk Filipina, Krisiarto Legowo menyebutkan ada 1.000 lebih WNI di Manila yang tinggal sebagai pelajar atau profesional. Belum tercatat WNI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Filipina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.