Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Stalin Berdiri Lagi

Kompas.com - 21/12/2012, 21:24 WIB
Pieter P Gero

Penulis

ALVANI, KOMPAS.com — Satu patung sosok pemimpin Uni Soviet, Joseph Stalin, kembali berdiri di Desa Alvani, Georgia, negara bekas Uni Soviet, Jumat (21/12/2012). Stalin yang kelahiran Georgia kian menjadi idola di Georgia, yang belakangan ini mulai dikuasai Partai Komunis.

Kantor berita AFP, Jumat, melaporkan, kembalinya patung Stalin ini atas perintah taipan Bidzina Ivanishvili, yang belakangan ini mulai populer secara politik.

Perkembangan ini juga terjadi di tengah merosotnya popularitas Presiden Mikheil Saakashvili yang dikenal sangat pro Barat, dan sejauh ini yang memerintahkan dienyahkannya setiap patung Stalin.

Posisi Saakasshvili akan ditentukan dalam pemilu Oktober 2013. Saakashvili dari Partai Mimpi Georgia, akan berakhir masa jabatan 10 tahun sesuai dengan ketentuan konstitusi. Ivanishvili diduga akan memenangkan pemilu parlemen, dan kemungkinan akan menjadi perdana menteri di Georgia.

Walaupun Ivanishvili tidak secara terbuka mendukung diktaktor Stalin, otoritas lokal melihat konglomerat Georgia ini menghendaki kembalinya nama besar Stalin di tempat yang harus dihargai.

Grigol Oniani, pemimpin Partai Komunis Georgia, saat peresmian patung Stalin di Alvani, menegaskan, rakyat Georgia tak boleh melupakan masa lalu, tak boleh melupakan Stalin.

Saakashvili yang dipaksa berperang selama lima hari dengan Rusia pada tahun 2008, dan yang selalu berupaya menjalin sekutu dengan Amerika Serikat, dikenal dengan kampanyenya yang anti- destalinisasi.

Dalam undang-undang yang dikeluarkan tahun 2011, pemerintahan Saakashvili melarang semua logo atau simbol Soviet di tempat umum. Dia juga melarang mantan pejabat dinas rahasia KGB atau partai komunis memegang jabatan publik.

Peringatan "Hari Pendudukan Soviet" juga dirayakan setiap tahun. Saat itu tentara Uni Soviet menginvansi Georgia, dan memaksa negara merdeka itu menjadi bagian dari Uni Soviet yang komunis.

Saakashvili tidak pernah melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Rusia di Moskwa sejak tahun 2008.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com