Kairo, Kompas -
Namun, ajakan yang disampaikan dalam pidato Presiden Mursi pada Kamis malam itu ternyata belum mampu menurunkan suhu politik. Suasana tegang masih mendominasi Mesir hingga Jumat (7/12).
Tank-tank dan pasukan Garda Republik masih disiagakan di depan Istana Presiden. Bahkan, Jalan Al-Sayed Al-Merghany yang terbentang di depan Istana Presiden di Heliopolis, Kairo, Mesir, tidak hanya ditutup dengan pagar kawat berduri, tetapi juga dengan blok-blok beton setinggi 1 meter dan di atasnya diberi gulungan kawat berduri.
Demikian dilaporkan wartawan Kompas
Para demonstran anti-Mursi yang mulai berdatangan di sekitar istana setelah shalat Jumat masih meneriakkan tuntutan agar Mursi mundur. Mereka juga menuduh Mursi sebagai diktator, firaun baru. Pidato Presiden sama sekali tidak memuaskan mereka.
Koordinator Front Penyelamatan Nasional yang juga peraih Hadiah Nobel Perdamaian, Mohamed ElBaradei, menyerukan agar seluruh ”kekuatan nasional” menolak tawaran dialog Mursi.
Menurut dia, tawaran itu didasarkan pada ”pemaksaan kehendak” dan fait accompli.
Dalam pidato yang disiarkan langsung oleh televisi Mesir, Kamis malam, Mursi mengajak semua kekuatan politik berdialog.
Ia juga menyatakan kesediaannya mencabut salah satu butir dekrit presiden 22 November yang memberikan kekuasaan sangat besar kepada presiden.