Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden Rasial di Bus Perburuk Wajah Australia

Kompas.com - 22/11/2012, 13:44 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

MELBOURNE, KOMPAS.com — Sebuah insiden rasial terbaru oleh penumpang bus terhadap seorang wanita Perancis di Melbourne menimbulkan kecaman luas, baik di Australia maupun di luar negeri.

Turis Perancis tersebut sedang menyanyikan lagu dalam bahasanya sendiri ketika penumpang lain berteriak, "Bicara bahasa Inggris atau kamu akan mati." Penumpang tersebut kemudian melanjutkan caciannya dengan mengatakan, "Orang kulit hitam harus duduk di bagian belakang," sambil melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia membenci orang kulit hitam.

Seorang penumpang lainnya mengatakan "akan memotong hidup-hidup sang turis" ketika dia hendak turun dari bus.

Rekaman dari peristiwa yang terjadi 11 November lalu itu dimuat di YouTube, dan sudah mendapatkan lebih dari 1 juta penonton.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, polisi di Melbourne sedang mencari penumpang rasialis tersebut. Sementara sang turis, Fanny Desaintjores (22), mencoba "mengecilkan" insiden tersebut dengan mengatakan bahwa hal itu tidaklah menggambarkan wajah Australia secara keseluruhan.

"Ini insiden yang bisa terjadi di mana saja, bahkan juga di Perancis. Jadi, saya tidak mau menyamaratakan," tulis Desaintjores di YouTube. "Kita bisa menemukan idiot di mana pun, bahkan juga di Perancis."

Desaintjores mengatakan, sebenarnya dia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh penumpang yang mencacimakinya, dan juga diam saja agar situasinya tidak menjadi panas. Dia juga mengatakan, insiden itu lebih besar disebabkan karena narkoba atau alkohol, bukan karena contoh sikap warga Australia kepada orang asing.

Namun, menurut situs news.com.au mengutip ahli sosial media dan pengarang Laurel Pepworth, insiden semacam ini dan juga kemudian komentar yang bermunculan di Twitter pasti akan berdampak atas kedatangan turis ke Australia.

Pepworth mengatakan, Australia tidak bisa lagi berpura-pura tidak sadar akan masalah yang ada, khususnya karena berkembangnya media sosial yang semakin banyak mengungkap sisi buruk perilaku warga Australia. "Sudah saatnya Australia bangun. Ini bukan peristiwa sekali saja, ini masalah yang dihadapi Australia," kata Pepworth.

"Kita hanya perlu beberapa insiden seperti ini, dan hasilnya pasti kunjungan turis akan menurun, dan bahkan juga kedatangan mahasiswa dari India," tambah Pepworth.

Direktur Pelaksana Tourism Australia Andrew McEvoy yang mengecam insiden tersebut mengatakan, Australia masih merupakan tempat yang aman untuk dikunjungi. "Australia dikenal sebagai tempat yang aman dan ramah. Sebagian besar warga Australia pasti tidak suka dengan insiden semacam itu, dan itu sudah pasti bukan gambaran mengenai perilaku warga Australia pada umumnya." kata McEvoy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com