Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Menang, Petisi Pun Melayang

Kompas.com - 17/11/2012, 06:28 WIB

KOMPAS.com - Pemilihan umum di AS sudah usai lebih dari sepekan silam. Rakyat negara adidaya itu pun sudah menentukan presiden pilihan mereka, Barack Obama, yang akan menjalankan masa jabatan kedua untuk empat tahun ke depan.

Namun, masih banyak cerita tersisa dari pemilihan presiden yang dianggap sebagai salah satu paling panas dan menegangkan dalam sejarah AS itu.

Hanya sehari setelah pemilu usai, yakni 7 November, seorang warga New Orleans, Negara Bagian Louisiana, memasang petisi di situs resmi Gedung Putih (www.whitehouse.gov) yang isinya menuntut Louisiana diizinkan secara damai menjadi negara berdaulat yang terpisah dari Amerika Serikat.

Dalam waktu kurang dari seminggu, warga negara-negara bagian lain di AS mengikuti jejaknya. Hingga Rabu pagi telah tercatat 69 petisi yang ditandatangani lebih dari 675.000 orang dari 50 negara bagian AS.

Petisi dari Negara Bagian Texas, yang mendapat dukungan terbanyak dengan lebih dari 100.000 tanda tangan, menyatakan, kegagalan pemerintah pusat AS mereformasi pengeluaran anggarannya membuat AS telah menjadi negara yang menderita oleh krisis ekonomi.

”Karena Texas memiliki anggaran yang setimbang dan memiliki kekuatan ekonomi terbesar ke-15 di dunia, secara praktis Texas layak mundur dari (negara) persatuan,” tulis petisi yang dibuat pertama oleh seorang warga kota Arlington, Texas, bernama Micah H.

Petisi tersebut diunggah di halaman khusus We The People di situs resmi Gedung Putih, yang bertujuan menampung pendapat rakyat tentang pemerintahan AS saat ini.

Di halaman itu tertulis, jika penandatanganan petisi telah mencapai 25.000 orang dalam waktu sebulan sejak petisi dibuat, Pemerintah AS akan mempertimbangkan dengan serius isi petisi itu.

Hingga Rabu pekan ini, petisi-petisi dari sedikitnya tujuh negara bagian telah melampaui batas minimum tersebut. Selain Texas, enam negara bagian lain yang mendapat dukungan untuk memisahkan diri dari AS adalah Louisiana, Florida, North Carolina, Alabama, Georgia, dan Tennessee. Semua negara bagian itu, kecuali Flordia, memberikan suara kepada calon presiden Partai Republik, Mitt Romney, pada pilpres pekan lalu.

Kontan para pemimpin negara-negara bagian itu menolak petisi tersebut. Gubernur Louisiana Bobby Jindal menyebut gagasan pemisahan diri dari AS itu ”konyol”. ”Kami bangga menjadi bagian dari negara terhebat dalam sejarah dunia. Apa pun perbedaan politik kita, Amerika (Serikat) adalah yang utama,” tutur Jindal, seperti dikutip The Huffington Post, Rabu.

Ini bukan pertama kali negara-negara bagian AS menuntut pemisahan diri. Perang Saudara Amerika (1861-1865) pecah setelah 11 negara bagian keluar dari ikatan negara federal AS.

Namun, dalam Proklamasi Presiden Andrew Johnson tahun 1866 yang menandai perdamaian antara AS dan Texas seusai Perang Saudara itu, jelas-jelas dinyatakan bahwa setiap negara bagian di AS tak memiliki hak ataupun kuasa untuk memisahkan diri dari ikatan Amerika Serikat. (Reuters/DHF)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com