Wanita Saudi Harus Buka Cadar Saat Pemeriksaan

RIYADH, KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi menolak usulan kelompok konservatif yang meminta agar perempuan bisa tetap menutup wajahnya saat harus menjalani pemeriksaan keamanan, demikian laporan media massa lokal, Selasa (6/11/2012).

Kelompok konservatif, menurut laporan Saudi Gazette, mengajukan rancangan undang-undang yang memungkinkan kaum perempuan tak perlu memperlihatkan wajahnya jika harus menjalani pemeriksaan. Selain itu, kartu pengenal para perempuan harus berdasarkan sidik jari bukan foto wajah.

Namun, Dewan Syura -badan konsultasi bentukan raja- menolak usulan ini. Dewan Syura mengatakan pemeriksaan terhadap perempuan bisa dilakukan petugas perempuan. Sejauh ini belum diperoleh informasi siapa tepatnya yang mengajukan rancangan undang-undang itu.

Secara tradisional, Arab Saudi mengenal pemisahan laki-laki dan perempuan di area publik. Perempuan harus mendapatkan izin laki-laki untuk bekerja, bepergian hingga membuka rekening bank.

Namun, di bawah pemerintahan Raja Abdullah, pemerintah Arab Saudi mulai memperjuangkan perbaikan hak-hak perempuan, terutama dalam hal pendidikan dan peluang kerja. Bahkan, perempuan sudah diizinkan memberi suara dalam pemungutan suara tingkat daerah.

Langkah reformis Raja Abdullah ini mendapat banyak tentangan, terutama dari kelompok konservatif yang tak ingin melihat adanya perubahan di kerajaan tersebut.