Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Itu Menyasar Musuh Bashar al-Assad

Kompas.com - 20/10/2012, 01:38 WIB

BEIRUT, KOMPAS.com — Satu bom mobil berkekuatan besar meledak di kawasan Ashrafieh, Beirut, Lebanon, Jumat (19/10/2012). Delapan orang tewas, termasuk seorang petinggi intelijen Lebanon, serta puluhan orang lainnya terluka. Kantor berita pemerintah melaporkan, bom itu menyasar konvoi yang membawa Brigjen Wissam al-Hassan.

Banyak orang Lebanon langsung menghubungkan serangan itu dengan perang saudara yang terjadi si negara tetangga, Suriah. Al-Hassan merupakan pejabat yang bertanggung jawab atas penyelidikan rencana serangan bom beberapa waktu lalu. Penyelidikan itu berujung pada penangkapan politikus Lebanon yang pro-Suriah dan tuduhan kepada pemimpin Suriah.

"Kapan pun ada masalah di Suriah, mereka selalu ingin membawanya ke sini," kata Karin Sabaha Gemayel, sekretaris sebuah firma hukum yang berlokasi satu blok dari lokasi ledakan.

Pejabat keamanan Suriah mengatakan, delapan orang tewas, 60 orang lainnya terluka, dan 20 di antaranya dalam keadaan kritis. Sementara itu, kantor berita National News Agency mengatakan 78 orang terluka.

Menteri Kesehatan Al Hussein Khalil meminta semua rumah sakit untuk menerima para korban dari "pengeboman oleh teroris" itu.

Lebanon dan Suriah terlibat dalam hubungan dan persaingan politik dan sektarian, yang kadang-kadang menyebabkan insiden di satu sisi perbatasan menyebar ke yang lain.

Kelompok Sunni Lebanon cenderung mendukung para pemberontak Suriah yang kebanyakan Sunni. Sebaliknya, gerakan Hizbullah yang Syiah merupakan sekutu kunci Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Lebanon dihantam gelombang pengeboman dan serangan yang dimulai pada 2005 dengan sebuah bom bunuh diri yang menewaskan mantan perdana menteri Rafik Hariri dan lebih dari 20 orang lainnya di pusat kota Beirut.

Pada tahun-tahun berikutnya, sejumlah tokoh anti-Suriah juga dibunuh, beberapa di antaranya melalui bom mobil. Banyak orang Lebanon menuding Damaskus dalam berbagai pembunuhan itu meskipun Suriah menolak bertanggung jawab.

Brigjen Wissam al-Hassan, yang tewas dalam serangan bom kemarin, memimpin penyelidikan yang berujung pada penangkapan mantan Menteri Informasi Michel Samaha pada 9 Agustus lalu.

Samaha merupakan salah satu sekutu Assad di Lebanon dan selama ini bertindak sebagai penasihat media tak resmi pemimpin Suriah tersebut. Samaha mengakui bahwa dia sendiri yang mengangkut bahan peledak dengan mobilnya dari Suriah ke Lebanon dengan tujuan membunuh tokoh-tokoh Lebanon demi Suriah.

Pengadilan militer mendakwa Samaha dan petinggi Suriah, Brigjen Ali Mamlouk, dengan perencanaan serangan teroris di Lebanon. Mamlouk, yang baru terpilih untuk memimpin Biro Keamanan Nasional Suriah, didakwa secara in absentia.

Wissam al-Hassan juga dikenal sebagai figur penentang Assad di lingkungan badan intelijen Lebanon. Dia juga orang dekat mantan perdana menteri Rafik Hariri, seorang tokoh Sunni yang terbunuh pada serangan bom pada 2005.

Al-Hassan kemudian memimpin penyelidikan kasus itu dan berhasil menemukan bukti-bukti yang mengungkapkan keterlibatan Suriah dan kelompok Hizbullah dalam pembunuhan itu.

Serangan bom terakhir terjadi pada 2008 ketika sebuah bom mobil menewaskan pejabat senior antiterorisme yang sedang memimpin penyelidikan puluhan serangan bom.

Sejak itu, keadaan Lebanon relatif aman. Namun, setelah pecah pemberontakan terhadap rezim Bashar al-Assad di Suriah pada Maret 2011, terjadi sejumlah pertempuran sporadis antara faksi-faksi anti dan pro-Assad, khususnya di wilayah utara Lebaon.

"Saya sangat khawatir dengan negara ini setelah ledakan ini," kata warga Beirut bernama Charbel Khadra, Jumat. "Saya khawatir ledakan-ledakan terjadi lagi dan ini hanya yang pertama."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com