Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kuburan Massal" Spitfire di Myanmar Akan Digali

Kompas.com - 17/10/2012, 19:47 WIB
Dahono Fitrianto

Penulis

YANGON, KOMPAS.com — Pemerintah Myanmar telah menandatangani kesepakatan dengan seorang pencinta penerbangan asal Inggris untuk menggali "kuburan massal" tempat puluhan pesawat tempur Spitfire dipendam selama hampir 70 tahun. Spitfire adalah pesawat tempur andalan Inggris pada masa Perang Dunia II.

David J Cundall, nama pencinta dunia penerbangan itu, berhasil menemukan lokasi kuburan pesawat tempur tersebut setelah bertahun-tahun mencari. Cundall meyakini pesawat-pesawat itu masih dalam kondisi bagus karena pihak militer Inggris melaporkan semua pesawat dikemas dalam peti-peti khusus dan sengaja dipendam untuk mencegah jatuh ke tangan Jepang saat Perang Dunia II.

Menurut Kedutaan Besar Inggris di Myanmar, Rabu (17/10/2012), persetujuan kerja sama penggalian kuburan pesawat itu tercapai dalam pertemuan antara Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Myanmar Thein Sein, beberapa bulan lalu.

Harian Myanma Ahlin di Myanmar melaporkan, kesepakatan proses penggalian itu ditandatangani pada Selasa lalu oleh Direktur Jenderal Penerbangan Sipil Myanmar Tin Naing Tun, Cundall yang mewakili perusahaan DJC dari Inggris, dan Htoo Htoo, salah satu direktur perusahaan mitra Cundall di Myanmar, Shew Taung Paw Company.

Penggalian akan dimulai akhir Oktober ini. "Ini akan menjadi jumlah terbesar pesawat Spitfire di dunia. Kami ingin masyarakat melihat pesawat-pesawat tempur bersejarah ini dan penggalian kuburan pesawat ini akan mempererat hubungan Myanmar dan Inggris," tutur Htoo Htoo.

Menurut dia, Cundall menghabiskan waktu 16 tahun untuk menemukan lokasi penguburan peti-peti berisi pesawat Spitfire tersebut. Diperkirakan sedikitnya 60 unit pesawat Spitfire yang dikuburkan di lokasi tersebut.

Menurut Kedubes Inggris di Myanmar, setelah semua pesawat digali, sebagian akan dibawa pulang ke Inggris untuk diterbangkan lagi, sementara sebagian lagi akan ditinggalkan untuk dipamerkan di Myanmar.

Cundall telah 12 kali ke Myanmar dan menghabiskan uang lebih dari 130.000 poundsterling (sekitar Rp 2 miliar).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com