Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerjunan Baumgartner Lebih Singkat dari Perkiraan

Kompas.com - 15/10/2012, 03:03 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

NEW MEXICO, KOMPAS.com — Felix Baumgartner, skydiver "gila" asal Austria, akhirnya berhasil melaksanakan misinya memecahkan rekor penerjunan tertinggi. Di luar dugaan, misi penerjunan berhasil dilakukan dengan waktu lebih singkat.

Baumgartner, seperti dilaporkan BBC sekitar tiga jam sebelum berita ini diturunkan, telah terangkat bersama balon udaranya dari Roswell, New Mexico. Ia menuju titik di stratosfer berketinggian 38,6 km.

Dilaporkan AFP, Senin (15/10/2012) dini hari WIB, Baumgartner berhasil terjun dengan waktu lebih singkat. Perinciannya, ia terjun dengan total waktu 9 menit 3 detik. Sekitar 4 menit 44 detik dari waktu penerjunan itu adalah gerak jatuh bebas.

Sebab, lebih cepatnya waktu penerjunan belum diketahui. Namun, dinyatakan bahwa Baumgartner membuka parasutnya pada ketinggian di atas 1,5 km dari permukaan laut.

Sebelumnya, penerjunan diperkirakan memakan waktu 10 menit dengan 5 menit gerak jatuh bebas tanpa pembukaan parasut. Dengan lebih pendeknya waktu ini, Baumgartner tidak berhasil memecahkan rekor sebagai penerjun dengan waktu terjun terlama.

Sejumlah rekor dipecahkan dengan keberhasilan Baumgartner. Pertama, ia berhasil terjun dari titik tertinggi. Sebelumnya, rekor dipegang oleh Joseph Kittinger, kolonel US Air Force yang kini telah pensiun. Ia terjun dari ketinggian 31,2 km.

Rekor lain, Baumgartner juga berhasil terjun dengan kecepatan tercepat, menembus kecepatan suara. Pada gerak jatuh bebas selama penerjunannya, pria berusia 43 tahun itu berhasil mencapai kecepatan 1.137 km/jam.

Sesaat setelah mendarat, Baumgartner mengangkat tangannya sebagai tanda kemenangan. Ia mendarat dengan selamat.

Dengan keberhasilan ini, Baumgartner berhasil menaklukkan tantangan dan risiko penerjunan. Diketahui, jika terjadi kerusakan pada pakaian khusus yang dipakai saat penerbangan, Baumgartner bisa mengalami gejala ebullism atau "darah mendidih". Jika meloncat dari kapsul dengan posisi salah, ia bisa jatuh berputar-putar dengan kecepatan tinggi. Gerakan itu akan merusak sistem kardiovaskuler, otak, dan mata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com