Brussels, Jumat -
Diplomat-diplomat UE telah menyiapkan paket sanksi baru atas Iran, yang akan secara resmi ditetapkan dalam pertemuan para menteri luar negeri mereka, 15 Oktober nanti di Luksemburg.
Selain larangan impor gas, sanksi itu juga diterapkan pada sektor keuangan dan energi.
”Ada kesepakatan berkaitan dengan gas,” kata salah satu diplomat tanpa menyebut namanya. ”Negara-negara besar mendukung sanksi itu, seperti Jerman, Inggris, dan Perancis,” kata diplomat lainnya.
Pemerintah Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), sedang mencari berbagai cara baru untuk menekan Teheran agar mengurangi program nuklirnya setelah jalur diplomasi gagal awal tahun ini. Teheran membantah program nuklirnya bertujuan membuat senjata seperti dituduhkan Barat.
Ketegangan atas masalah nuklir Iran ini terus meningkat. Barat, AS, dan sekutu mereka, Israel, menyiapkan langkah tegas. Bahkan, Israel, yang secara luas diyakini sebagai satu-satunya kekuatan di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir, mengancam akan menyerang instalasi pengayaan uranium Iran lewat aksi militer.
AS sejak tahun 1995 telah melarang semua perusahaannya melakukan investasi minyak dan gas di Iran, dan terlibat perdagangan dengan Iran. Desember tahun lalu, AS mengadopsi berbagai langkah yang memaksa Jepang, Korsel, dan India memangkas pembelian minyak Iran. Juli tahun ini, AS mengumumkan sanksi atas bank-bank asing yang mendanai impor minyak Iran.
UE lebih lambat menerapkan sanksi terhadap sektor energi
Konspirasi musuh
Gholam Ali Haddad Adel, penasihat pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan, negaranya akan mengalahkan ”konspirasi” musuh terhadap mata uang asing dan pasar emas. Itu dikatakan Adel pada hari Jumat, menyusul protes yang memaksa penutupan pasar besar di Teheran, ibu kota Iran.