Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Assad Khianati Khadafy

Kompas.com - 02/10/2012, 11:47 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Rezim Al Assad di Suriah berperan dalam kematian Moammar Khadafy dengan menyediakan informasi intelijen penting bagi Perancis. Informasi itu menuntun ke operasi terbunuhnya Khadafy, kata sejumlah sumber di Libya seperti dilaporkan harian Inggris, Telegraph, Senin (1/10).

Laporan itu menyebutkan bahwa sejumlah mata-mata Perancis yang beroperasi di Sirte, tempat perlindungan terakhir Khadafy, mampu membuat sebuah jebakan bagi diktator Libya itu setelah mendapatkan nomor telepon satelitnya dari Pemerintah Suriah. Rami El Obeidi, seorang mantan pejabat intelijen senior di Tripoli, mengatakan, dalam apa yang akan menjadi sebuah pengkhianatan luar biasa terhadap salah seorang diktator Timur Tengah oleh diktator lainnya, Presiden Bashar Al Assad menjual rekan sesama tirannya itu sebagai upaya untuk mempertahankan diri.

Saat perhatian dunia internasional beralih dari Libya ke horor yang kian meningkat di Suriah, Assad memberikan ke pihak Paris nomor telepon satelit itu. Dengan memberi nomor itu, Assad ingin agar tekanan Perancis terhadap Damaskus berkurang, kata Obeidi. "Dalam pertukaran untuk informasi itu, Assad mendapat janji tentang masa tenggang dari Perancis dan berkurangnya tekanan politik terhadap rezim tersebut, yang memang terjadi," kata Obeidi lagi.

Tuduhan Obeidi tidak mungkin untuk diverifikasi secara independen. Namun, Nicolas Sarkozy, yang kini mantan Presiden Perancis, ketika itu memang berperan penting dalam misi NATO untuk mengebom Libya dan dalam menyampaikan tekanan internasional terhadap rezim Assad.

Klaim Obeidi, mantan kepala intelijen asing untuk gerakan yang menggulingkan Khadafy, juga diikuti oleh komentar Mahmoud Jibril, yang menjabat perdana menteri dalam pemerintahan transisi dan kini memimpin salah satu partai politik terbesar Libya. Dia memastikan pada akhir pekan bahwa seorang "agen" asing terlibat dalam operasi yang menewaskan Khadafy, tetapi dia tidak mengidentifikasi kewarganegaraan agen tersebut.

Namun koran Italia, Corriere della Sera, yang mengutip sejumlah diplomat Barat di Tripoli, mengatakan, jika seorang agen asing terlibat, "ia hampir pasti seorang Perancis".

Kabar tentang kesepakatan dengan Suriah itu berpotensi mempermalukan NATO, yang semula mengklaim bahwa pihaknya "tidak menyasar individu-individu". Menurut versi resmi aliansi tersebut, sebuah pesawat pengintai RAF (Angkatan Udara Kerajaan Inggris) melihat sebuah konvoi besar kendaraan yang mencoba melarikan diri dari Sirte pada 20 Oktober tahun lalu, dua bulan setelah Khadafy lari dari Tripoli.

Pesawat-pesawat tempur NATO yang mengebom konvoi itu tampaknya tidak menyadari siapa yang ada di dalamnya, sampai para pejuang milisi kemudian menemukan Moammar Khadafy ikut dalam konvoi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com