Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Ancam Argentina

Kompas.com - 20/09/2012, 02:16 WIB

WASHINGTON, SELASA - Dana Moneter Internasional (IMF), Selasa (18/9), memperingatkan, Argentina kemungkinan akan mendapatkan sanksi pada bulan Desember jika tidak memberikan data ekonomi yang akurat. Argentina dicurigai menyembunyikan data perekonomian yang sebenarnya.

Enam bulan setelah peringatan terakhir, Dewan Eksekutif IMF menyayangkan tidak ada kemajuan signifikan dari Argentina untuk memperbaiki akurasi data ekonomi mereka.

Juli 2011, IMF memberikan waktu kepada Pemerintah Argentina selama 180 hari untuk meningkatkan kualitas statistiknya. Saat batas waktu itu terlewati, Februari 2012, dan tak ada perkembangan berarti, IMF bukannya menghukum, melainkan malah memberikan perpanjangan waktu 180 hari untuk perbaikan.

IMF menyatakan, Buenos Aires tampaknya tak berupaya keras memberikan data perekonomian dengan lengkap. ”Dewan memberikan catatan dari dialog yang terus terjadi antara IMF dan otoritas mengenai langkah-langkah yang akan diambil. Dewan menyerukan kepada Argentina untuk mengimplementasikan langkah tersebut tanpa ditunda lagi,” demikian pernyataan IMF di Washington.

IMF memberikan perpanjangan waktu kepada Buenos Aires untuk memenuhi persyaratan tersebut hingga 17 Desember. Pada saat itu, IMF dijadwalkan mengkaji lagi pencapaian Argentina. IMF mempertimbangkan langkah tambahan yang akan diambil berdasarkan respons dari Argentina. Langkah tersebut sejalan dengan prosedur IMF.

Argentina merupakan negara pertama yang diperingatkan IMF soal dana ekonomi yang tidak akurat walaupun ketegasan IMF baru bisa diharapkan pada Desember 2012. Kegagalan memenuhi peraturan IMF dapat menyebabkan sebuah negara mendapatkan sanksi, termasuk pembatalan hak suara. Pemberian sanksi ini sangat jarang terjadi dan Argentina dapat menjadi negara anggota kelompok 20 negara dengan perekonomian terbesar dunia (G-20) pertama yang dijatuhi sanksi seperti ini.

Kecilkan data

IMF dan Argentina selalu berselisih tentang data yang diberikan, seperti data inflasi dan data produk domestik bruto. Sejak tahun lalu, Argentina dicurigai tidak memberikan data akurat. Para pebisnis menuduh pemerintah mengecilkan angka inflasi. Pekan lalu, pemerintah mengumumkan laju inflasi tahunan hingga Agustus sebesar 10 persen. Namun, sekelompok pebisnis swasta memperkirakan inflasi sudah mencapai 24 persen.

Senin lalu, pemeringkat Moody’s menurunkan prospek utang Argentina dari stabil menjadi negatif. Artinya, tidak tertutup kemungkinan peringkat kredit Argentina yang sekarang B3 diturunkan lagi. Moody’s menyatakan, Buenos Aires mendapatkan keuntungan dari pengecilan data tersebut karena lebih dari 20 persen utang luar negerinya dikaitkan dengan inflasi.

Paulo Nogueria Batista, wakil IMF dari Brasil, mengatakan, tidak semua senang terhadap peringatan IMF itu. ”Saya lebih suka pada pernyataan agar tetap fokus pada langkah Pemerintah Argentina untuk melakukan rekomendasi IMF,” katanya.

Hubungan IMF dan Argentina naik dan turun. Pemerintahan baru menyalahkan IMF karena perekonomian yang morat-marit dan kesulitan negara itu mengakses pasar utang internasional. Pada Januari 2006, pemerintah membayar utang kepada IMF sebesar 9,5 miliar dollar AS sekaligus memutuskan hubungan.

Sejak saat itu, Argentina menjadi satu-satunya negara G-20 yang tidak memperbolehkan kajian ekonomi tahunan dari IMF. Namun, akhir tahun 2010, IMF diundang lagi untuk membantu pengumpulan dan formulasi data ekonomi, yang menjadi masalah sekarang ini. (AFP/JOE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com