Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendahului Thein Sein Berkunjung ke Amerika

Kompas.com - 18/09/2012, 02:11 WIB

Sejak dibebaskan dari status tahanan rumah pada akhir tahun 2010, Aung San Suu Kyi mengalami transisi luar biasa: dari seorang tahanan menjadi anggota parlemen, dan seiring perubahan di Myanmar, Suu Kyi pun kini menjadi tamu politik yang disambut hangat dunia internasional.

Setelah praktis ”terpenjara” di rumah sendiri sejak tahun 1989, dalam kurun empat bulan terakhir ini, Suu Kyi seolah melebarkan sayapnya. Dia melakukan kunjungan ke Thailand dan lima negara Eropa, serta mendapat perlakuan bak kepala negara di setiap negara yang ia kunjungi.

Hari Senin (17/9) ini, Suu Kyi menginjakkan kaki untuk pertama kali dalam dua dekade terakhir di Amerika Serikat. Kunjungan Suu Kyi itu terjadi hanya sepekan sebelum kunjungan resmi perdana Presiden Myanmar Thein Sein ke AS untuk menghadiri sidang tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.

Meskipun kunjungannya selama tiga pekan ke AS sudah dirancang dengan sangat hati-hati agar tidak berbenturan dengan kedatangan Presiden Myanmar itu, tak urung para pengamat politik pun memperkirakan kedatangan Thein Sein ke AS akan berada di bawah bayang-bayang kunjungan Suu Kyi.

Selama bertahun-tahun, sejumlah anggota Kongres AS menjadi pembela Suu Kyi yang gigih. Dan Suu Kyi disambut hangat tak hanya oleh kubu Partai Demokrat, tetapi juga kubu Partai Republik. Kepaduan sikap dua partai politik utama di AS itu adalah sesuatu yang jarang terjadi beberapa tahun terakhir ini.

Menerima penghargaan

Selain akan melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan para pemimpin AS, Suu Kyi juga akan menerima sejumlah penghargaan selama kunjungannya kali ini, termasuk penghargaan tertinggi dari Kongres AS. Dia juga akan bertemu sejumlah warga Myanmar yang berada di AS.

”Gagasan bahwa ia akan berada di Capitol (Gedung Kongres di AS) serta menerima penghargaan tertinggi yang bisa diberikan oleh Kongres, hanya beberapa tahun setelah ia menjalani tahanan rumah, itu sungguh luar biasa,” kata Jow Crowley, anggota Kongres dari Partai Republik, salah satu dari pengusul yang mensponsori agar Suu Kyi mendapatkan Penghargaan Emas Kongres pada tahun 2008.

Kongres juga bersatu saat AS menjatuhkan sanksi ekonomi kepada pemerintah represif Myanmar dalam beberapa tahun terakhir. Meski Kongres memperpanjang sanksi terhadap Myanmar bulan silam, ada kemungkinan pemerintahan Obama mengusulkan agar sanksi ekonomi yang keras terhadap Myanmar diperingan seiring terjadinya perubahan di negeri junta militer ini.

”Kami tidak ingin mengatakan apakah AS hendaknya tetap mempertahankan sanksi larangan impor atau tidak,” kata juru bicara partai Suu Kyi, Nyan Win, menjelang keberangkatan Suu Kyi ke AS, Minggu.

”Kami pahami, AS tetap mempertahankan larangan impor karena mereka ingin mengamati reformasi politik dan ekonomi yang terjadi di negeri ini, dan kami tetap berharap AS hendaknya terus mengamati situasi,” kata Nyan Win.

Dalam kunjungan selama empat hari ini, Suu Kyi direncanakan berada di Washington, tempat dia akan menemui Menlu AS Hillary Clinton yang bulan Desember lalu mengunjungi Myanmar. Meski demikian, belum ada kata pasti dari Gedung Putih, apakah Suu Kyi juga akan bertemu dengan Presiden AS Barack Obama. Suu Kyi juga akan menuju New York, tempat ia bekerja untuk PBB tahun 1969-1971.

(AP/AFP/Reuters/SHA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com