Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Pakistan: AS Musuh Nomor Satu

Kompas.com - 11/09/2012, 16:42 WIB

PESHAWAR, KOMPAS.com - Seorang dokter Pakistan yang membantu Amerika Serikat mencari tempat persembunyian Osama Bin Laden mengatakan, badan intelijen Pakistan menganggap Washington sebagai musuh nomor satu.

Dalam wawancara dari penjara di Peshawar, Dr Shakil Afridi mengatakan kepada Fox News bahwa pejabat badan intelijen Pakistan, ISI, yang menginterogasinya mengatakan ia membantu musuh terberat Pakistan yang lebih parah dari India.

Dalam pernyataan pertama sejak penahanannya, Afridi mengatakan kepada Fox News ia merasa tidak perlu melarikan diri setelah tewasnya Osama Bin Laden namun kemudian diculik oleh ISI.

Tidak jelas bagaimana Afridi, yang berada di penjara Peshawar, memberikan wawancara kepada Fox News.

Dokter itu dituduh menggunakan kampanye palsu untuk hepatitis B guna mendapatkan contoh DNA keluarga Bin Laden.

Afridi dihukum 33 tahun penjara bulan Mei lalu karena mendanai dan mendukung kelompok militan.

Namun sejumlah laporan menyebutkan ia dihukum karena membantu badan intelijen Amerika, CIA.

Afridi mengatakan ia tidak menyadari bahwa CIA mengincar Bin Laden.

'Makan seperti anjing'

"Saya tidak tahu sasaran khusus itu terkait dengan pekerjaan yang harus saya lakukan," kata Afridi kepada Fox.

"Saya menyadari ada sejumlah teroris yang bersembunyi di tempat itu, namun saya tidak tahu siapa. Saya terkejut. Saya tidak menduga saya dikaitkan dengan pembunuhannya (Bin Laden).

Dia mengatakan CIA menganjurkannya agar melarikan diri ke Afghanistan.

Namun ia khawatir melintas perbatasan yang rentan kekerasan itu dan merasa tidak perlu untuk melarikan diri karena merasa tidak terlibat atas kematian Bin Laden.

Kematian Bin Laden dalam penyerbuan pasukan elit Amerika, Seal, di Abbottabad memicu sengketa antara Amerika dan Pakistan.

Islamabad menganggap operasi rahasia Amerika melanggar kedaulatan Pakistan.

Afridi ditahan di pos pemeriksaan di Hayatabad tanggal 22 Mei tahun lalu, 20 hari setelah kematian Bin Laden.

Ia mengatakan matanya ditutup selama delapan bulan dan diborgol selama satu tahun di penjara di bawah markas ISI di Islamabad.

"Saya harus berlutut untuk makan langsung di piring, seperti halnya anjing," katanya.

Selama interogasi, dia disiksa dengan puntung rokok dan alat penyengat listrik, tambahnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com