Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencari Suaka "Bajak" Kapal Penolong

Kompas.com - 16/08/2012, 13:39 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Satu kapal yang mengangkut pencari suaka dituduh bertindak bak perompak karena memaksa kapal dagang Singapura yang menolong untuk membawa mereka ke Australia.

Kapal MV Parsifal yang berbendera Singapura itu mengevakuasi 67 pencari suaka dari sebuah kapal yang mengalami masalah di Laut Jawa, Senin (13/8/2012). Pertolongan itu merespons permintaan pertolongan yang disampaikan otoritas Australia.

MV Parsifal berniat melanjutkan perjalanan ke Singapura dengan membawa para pencari suaka, kata Menteri Dalam Negeri Australia Jason Clare. Namun orang-orang yang ditolong itu menjadi "sangat agresif" ketika mengetahui rencana itu dan mendesak kapten kapal membawa mereka ke Pulau Christmas yang merupakan wilayah Australia.

"Pemimpin kapal itu akhirnya memutuskan untuk mengubah arah kapal dan berlayar menuju Pulau Christmas," kata Clare dalam wawancara dengan radio ABC, Kamis (16/8/2012).

"Kapten kapal menghubungi Otoritas Keselamatan Maritim Australia untuk mengungkapkan maksudnya, dan dia menyatakan kekhawatirannya atas keselamatan awak kapalnya," papar Clare.

Juru bicara imigrasi dari oposisi Australia, Scott Morrison, mengatakan, kelompok pencari suaka itu harus diperiksa oleh kepolisian Australia dengan tuduhan pembajakan. Morrison menyebut tindakan mereka "sangat tidak patut".

"(Memaksa) kapal mengubah arah di bawah ancaman kekerasan, dan pergi ke arah yang berlawanan... merupakan tindakan yang tidak patut," tandas Morrison.

Menurut Clare, kelompok pencari suaka tersebut kemungkinan menjadi rombongan pertama yang dikirim ke Nauru atau Kepulauan Manus (Papua Nugini) yang terpencil di bawah kebijakan baru untuk menahan para pencari suaka.

"Tingkah laku semacam itu tidak bermanfaat, karena orang-orang itu akan dikirim ke Nauru," tegasnya.

Jika lolos di Senat, RUU itu akan memungkinkan Australia mengirim para pencari suaka, yang datang dengan kapal, ke tempat-tempat terpencil di Pasifik untuk diproses dengan penahanan tanpa ada batasan waktu.

Canberra berharap pendekatan itu akan menurunkan intensitas kedatangan kapal-kapal penyelundup manusia dari Indonesia dan Srilanka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com