Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Kian Tertekan Krisis

Kompas.com - 14/08/2012, 06:42 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Dampak krisis di Eropa semakin terasa di kawasan Asia. Pesanan barang dari Eropa, konsumen utama produk Asia, terus menurun. Pertumbuhan ekonomi di Jepang melemah pada kuartal kedua tahun ini. Padahal, perekonomian Jepang sangat tergantung pada ekspor.

Produk domestik bruto Jepang hanya bertumbuh 0,3 persen pada periode April hingga Juni 2012, lebih rendah dari yang diperkirakan semula. Demikian disampaikan Kantor Kabinet Jepang di Tokyo, Senin (13/8).

Pada Januari-Maret lalu, perekonomian masih dapat bertumbuh sebesar 1,3 persen. Semula pertumbuhan pada kuartal kedua diperkirakan sebesar 0,7 persen. Pertumbuhan ekonomi dalam satu tahun sebesar 1,4 persen, masih di bawah perkiraan para analis yang sebesar 2,7 persen.

Penguatan kurs yen yang terjadi belakangan ini juga menambah berat perekonomian Jepang. Dengan penguatan tersebut, harga barang ekspor menjadi semakin mahal sehingga daya saingnya berkurang di pasar ekspor.

Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Jepang Motohisa Furukawa menyatakan, pertumbuhan permintaan swasta mendukung pandangannya bahwa perekonomian Jepang akan terus bertumbuh secara moderat.

”Perekonomian negara kita makin maju, didorong oleh permintaan domestik. Dengan tenaga kerja dan laba yang akan terus bertambah membuat perekonomian lebih baik pada periode Juli-September,” katanya.

Pelemahan tidak hanya terjadi di Jepang. Sebelumnya, data ekspor bulan Juli dari Taiwan dan Korea Selatan juga turun. Selain itu, pengiriman barang dari China ke Uni Eropa turun hingga 16 persen pada bulan Juli, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

”Penurunan produksi industri dari India sebesar 1,8 persen juga mengejutkan,” ujar Robert Prior-Wandesforde dari Credit Suisse di Singapura.

Harapan

Indeks saham di Eropa melemah tipis pada awal perdagangan kemarin. Pasar saham di Eropa menguat ketika Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi menyatakan akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan euro.

Namun, hingga kini belum ada tindakan nyata yang diambil ECB, seperti pembelian besar-besaran obligasi Spanyol atau Italia yang terus tertekan pasar.

Selasa ini akan diumumkan pertumbuhan ekonomi di zona euro. Diperkirakan, pertumbuhan masih akan melemah sebesar 0,2 persen pada kuartal kedua ini. Jerman yang merupakan perekonomian terkuat diperkirakan hanya tumbuh 0,2 persen saja.

”Semua data yang akan dikeluarkan masih terkena dampak ketidakpastian sehingga membuat aktivitas di Eropa menurun,” ujar Peter Westaway, Ekonom Kepala pada Vanguard Asset Management di London.

”Selama resolusi krisis utang ini masih belum jelas, sulit sekali bagi perekonomian untuk bangkit,” kata Westaway.

Sementara itu, hasil lelang obligasi Jerman berjangka waktu enam bulan menciptakan rekor imbal hasil yang minus 0,499 persen. Imbal hasil minus ini menunjukkan bahwa para investor meminjamkan uang mereka kepada Jerman karena mereka takut memarkir uang mereka di tempat lain.

Adapun imbal hasil obligasi Italia bertenor 12 bulan naik lagi dari 2,697 persen menjadi 2,767 persen. Hal ini menandakan para investor semakin tidak percaya.(AFP/Reuters/Joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com