Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunuh 5 Tentara Perancis, Tentara Afganistan Dihukum Mati

Kompas.com - 17/07/2012, 15:35 WIB
Kistyarini

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Seorang tentara Afganistan dijatuhi hukuman mati karena menembak mati lima tentara Perancis di Provinsi Kapisa pada Januari, Kementerian Pertahanan Afganistan mengatakan, Selasa (17/7/2012).

Tentara itu menembaki sejumlah tentara Perancis yang sedang melakukan jogging di pangkalan militer mereka pada 20 Januari. Empat tentara Perancis tewas dan 15 orang lainnya terluka. Tentara kelima tewas beberapa pekan kemudian akibat luka-luka yang dideritanya.

Kejadian itu membuat Perancis memutuskan untuk menarik pasukannya lebih cepat dari Afganistan.

Tentara itu diketahui bernama Abdul Sabor. Dia dijatuhi hukuman gantung di sebuah pengadilan militer di penjara Pul-i-Chakri, Senin (16/7/2012). "Benar, namanya Sabor," kata Mohammad Zahir Azimi, juru bicara Kementerian Pertahanan.

Penembakan itu menunjukkan salah satu kesulitan yang dihadapi pasukan NATO pimpinan AS di Afganistan, yakni tentara Afganistan menyerang tentara NATO. Tahun ini serangan yang lebih dikenal dengan nama "serangan hijau atau biru" itu meningkat.

Pada insiden terakhir, tiga tentara Inggris ditembak mati oleh seorang lelaki berseragam polisi Afganistan di Provinsi Helmand. Dengan insiden itu, jumlah kematian "serangan hijau atas biru" itu setidaknya 26 orang dalam 18 insiden.

Meskipun gerilyawan Taliban mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan itu, diyakini hal itu merupakan dampak dari perbedaan kultur dan pertentangan antara tentara Afganistan dengan Barat.

Belum jelas apakah pengadilan militer bisa mengungkap motif penembakan tersebut. Namun ada laporan yang menyebut setelah ditangkap, Sabor mengaku pada petugas keamanan bahwa dia melakukan penembakan itu sebagai pembalasan setelah muncul video tentara Amerika Serikat mengencingi jenazah warga Afganistan.

Awal bulan Juli, tentara Perancis menyerahkan kendali keamanan di Provinsi Kapisa kepada pasukan Afganistan, menyelesaikan tahap penting percepatan penarikan pasukan dari negara itu.

Kapisa adalah wilayah terakhir di Afganistan yang menjadi tanggung jawab Perancis. Sisa pasukan akan ditarik akhir tahun ini, dua tahun lebih cepat dari sebagian besar Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF).

Sementara itu, meskipun konstitusi Afganistan membolehkan hukuman mati, Presiden Hamid Karzai dikenal enggan menandatangani perintah eksekusi. Diyakini sampai saat ini ratusan terpidana mati masih berada di dalam penjara.

Eksekusi terakhir yang diketahui publik terjadi pada Juni 2011, atas dua pelaku serangan bom di Jalalabad yang menewaskan 38 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com