Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim PBB Selidiki Pembantaian Treimseh

Kompas.com - 15/07/2012, 14:34 WIB
Kistyarini

Penulis

BEIRUT, KOMPAS.com - Tim pemantau PBB di Suriah menyelidiki laporan pembunuhan massal di Desa Treimseh, Suriah, Sabtu (14/7/2012). Di desa itu mereka menemukan genangan darah di rumah-rumah, selongsong peluru dan mortir.

Puluhan orang dikubur secara massal dan para aktivis berusaha memastikan jumlah total korban tewas dalam yang mereka sebut gempuran oleh tank serta helikopter pemerintah beberapa hari lalu.

Sejumlah detail yang muncul dalam penyelidikan itu menyebut, kekerasan yang terjadi di Treimseh kemungkinan besar bukan akibat bombadir senjata artileri militer seperti yang dikatakan oposisi, melainkan pertempuran berat sebelah antara pasukan pemerintah dengan petempur oposisi dan warga desa yang mempertahankan wilayah mereka.

Hampir semua yang tewas adalah kaum lelaki, termasuk puluhan petempur pemberontak bersenjata. Menurut pemantau PBB, serangan itu tampaknya menyasar tokoh-tokoh oposisi atau tentara desersi yang berada di desa itu.

Saat ini jumlah korban tewas berkisar antara 103 hingga 152 orang, termasuk puluhan orang yang dikubur massal di sejumlah desa di sekitar Treimseh atau yang dibakar hingga tak bisa dikenali.

Para aktivis memperkirakan jumlah korban tewas itu bertambah karena banyak warga desa yang tidak diketahui keberadaannya. Beberapa warga memperkirakan ada jenazah yang dibiarkan berada di ladang atau dibuang ke Sungai Orontes.

Kekerasan di Treimseh ini merupakan salah satu yang paling buruk sepanjang 16 bulan pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad. Para aktivis oposisi menyebut sudah 17.000 orang tewas dalama itu. Pembantaian baru ini juga memincu kecaman keras dari para pemimpin dunia terhadap rezim Assad.

"Pembantaian yang kejam, upaya genosida, dan kekejaman di luar batas kemanusiaan ini menjadi jalan kejatuhan rezim ini," kata PM Turki Recep Tayyip Erdogan. "Cepat atau lambat, tiran-tiran penuh darah itu akan pergi dan pada akhirnya rakyat Suriah akan membalasnya."

Pada Sabtu, tim PBB yang dibawa 11 kendaraan memasuki Treimseh, desa yang dihuni 6.000 hingga 10.000 warga dan salah satu dari rangkaian desa pertanian di sepanjang Sungai Orontes, di timur lalut Kota Hama.

Berdasarkan investigasi, tim PBB mengatakan, "serangan" itu terjadi pada 12 Juli, dengan target rumah-rumah tentara pembelot dan para aktivis. Rumah-rumah itu dihancurkan atau dibakar dengan genangan atau ceceran darah dan selongsong peluru.

Tim juga menemukan selongsor artilerri dan mortir, yang hanya dimiliki tentara pemerintah. Ditemukan juga senjata serbu, yang merupakan milik pemberontak Suriah.

Tim PBB belum menyebut jumlah pasti korban tewas, tapi tim pemantau PBB itu akan kembali ke desa itu pada Minggu (15/7/2012) untuk melanjutkan penyelidikan.

Sejauh ini tidak diketahui alasan militer Suriah menyerbu Treimseh. Pemerintah mengatakan pembunuhan itu dilakukan oleh geng-geng bersenjata dan teroris. Dikatakan, 50 orang terbunuh sebelum tentara turun tangan dan tiga personelnya tewas.

Namun tim PBB menemukan bukti kehadiran tentara pemerintah. Ketua tim monitor PBB mengatakan, Jumat (13/7/2012), anggotanya yang ditempatkan dekat Treimseh melihat tentara menggunakan persenjataan berat dan helikopter serbu.

Pernyataan itu sejalan dengan kesaksian aktivis antirezim yang mengatakan tentara pemerintah mengepung Treimseh pada Kamis pagi dan mengempur desa itu sebelum menyerbunya bersama milisi prorezim dari desa sekitar lalu membunuhi orang-orang di jalan-jalan.

Di Treimseh, yang terjadi tampaknya para pemberontak berusaha melawan tentara yang mengepung desa itu pada Kamis sebelum fajar, kata Rami Abdul-Rahman, ketua Pemantau HAM Suriah, sebuah grup oposisi yang bermarkas di London, Inggris. Mengutip kontaknya di lapangan, Abdul-Rahman mengatakan, militer melancarkan serangan penuh menjelang siang.

Video-video online yang diunggah para aktivis menunjukkan sebuah tank di desa itu dan puluhan jenazah dimakamkan di kuburan massal. Video lainnya menunjukkan puluhan kendaraan militer, beberapa dilengkapi senjata berat, bergerak di sebuah jalan yang menurut naratornya menuju Treimseh. Namun video-video itu tidak bisa diverifikasi secara independen.

Abdul-Rahman memastikan 103 nama korban yang tewas, semua lelaki. Dia mengatakan, sedikitnya 50 orang di antaranya adalah pemberontak. Dari yang tewas, 30 di antaranya dibakar dan tidak bisa dikenali dan 18 lainnya dieksekusi setelah ditangkap. Warga setempat melaporkan jumlah korban tewas bisa lebih dari 200, katanya, tapi dia tengah berusaha mendapatkan konfirmasi tentang jumlah korban tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com