Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Terpilih, PM Australia Akan Melawat ke Indonesia

Kompas.com - 06/07/2012, 10:27 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Australia Tony Abbot ingin menciptakan konsensus di kalangan politik bahwa Perdana Menteri negara itu akan mengunjungi Indonesia pertama kali setelah terpilih.     

Tony Abbot sendiri mengatakan bahwa hal itu akan dilakukannya bila dia terpilih sebagai PM, dimana dia akan mengunjungi Indonesia dalam masa seminggu setelah terpilih. Abbot ingin kebiasaan itu dilakukan siapapun yang akan terpilih sebagai Perdana Menteri di masa depan.

"Saya ingin membangun preseden di masa depan bawha perdana menteri akan berkunjung ke Indonesia dalam lawatan ke luar negeri pertama, bukan ke Washington, bukan ke London atau ke Beijing atau Tokyo karena Indonesia merupakan negara yang paling penting bagi Australia." kata Abbot dalam wawancara dengan harian The Australian,  Kamis (5/7/2012).  "Saya ingin adanya perubahan pola pikir." tambah Abbot seperti dilaporkan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya.     

Dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Darwin minggu ini, Tony Abbot juga hadir dan mengadakan pembicaraan dengan SBY selama setengah jam. Dalam pembicaraan itu, menurut Abbot, SBY memuji Perdana Menteri Australia sebelumnya John Howard yang disebutnya sebagai "teman baik". Howard dan Abbot berasal dari partai yang sama, Partai Liberal.     

Pernyataan Tony Abbot mengenai Indonesia ini tampaknya merupakan perubahan sikap dalam kebijakan luar negeri, karena sebelumnya dia tidak pernah menyebut Indonesia sebagai negara paling penting bagi Australia. Tony Abbot juga mengumumkan kebijakan yang disebut sebagai "Rencana Colombo baru" guna menyeimbangkan keadaan dimana saat ini ada 17 ribu pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Australia, sementara itu hanya ada 200 pelajar Australia belajar di Indonesia.     

Dia juga menjanjikan akan meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia. Menurut The Australian, beberapa inisiatif ini tampaknya akan digunakan oleh pihak oposisi guna memperkuat hubungan dengan Indonesia bila mereka menang dalam pemilu. Ini juga dilakukan untuk berada satu langkah lebih maju dari partai berkuasa, Partai Buruh, yang biasanya dianggap memiliki hubungan lebih dekat dengan Indonesia bila berkuasa.     

Dalam penilaian partai oposisi, kunjungan Presiden SBY ke Darwin juga tidak memberikan banyak hasil memuaskan bagi pemerintah. Menurut The Australian, misalnya, Presiden SBY dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa sama sekali tidak memberikan waktu bagi wartawan Australia untuk mengajukan pertanyaan.     

Indonesia juga tidak menaikkan kuota pembelian ternak sapi dari Australia. Juga disebutkan tidak ada inisiatif baru yang muncul guna mengurangi tingkat kedatangan para pencari suaka yang sebagian besar menggunakan Indonesia sebagai tempat pemberhentian terakhir sebelum masuk ke Australia.    

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com