Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suu Kyi Siap Pimpin Myanmar

Kompas.com - 29/06/2012, 15:55 WIB

PARIS, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi mengatakan siap memerintah negara jika partai politiknya memenangi pemilu legislatif pada 2015.

"Setiap pemimpin partai harus siap untuk kemungkinan ini (memerintah) jika dia benar-benar percaya pada proses demokrasi," kata Suu Kyi kepada AFP, Kamis (28/6/2012).

Pemimpin oposisi Myanmar 67 tahun itu tiba di Paris, Selasa (26/6/2012), untuk kunjungan tiga hari. Perancis merupakan negara Eropa terakhir dari 17 hari lawatan yang dilakukan dalam rangka mencari dukungan ekonomi dan politik bagi transisi demokrasi di Myanmar.

Aktivis itu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius dan tokoh utama politik Perancis sebelum bergabung dengan mantan Presiden Nicolas Sarkozy untuk sarapan pagi.

Perjalanan Suu Kyi itu dilakukan dua bulan setelah partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), menang besar dalam pemilu sela April lalu. Suu Kyi sendiri memenangi satu kursi DPR untuk daerah pemilihan Kawhmu Yangon.

Aung San Suu Kyi mendapat jaminan dari Presiden Francois Hollande bahwa Paris akan mendukung upaya perubahannya.

Pada hari kedua kunjungan tiga harinya ke Perancis, tahap akhir lawatan bersejarahnya ke Eropa, Suu Kyi dinobatkan menjadi warga kehormatan Paris dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Laurent Fabius.

Sesudah pertemuan dengan Suu Kyi, Hollande menyatakan Perancis akan mendukung "semua pemain" dalam perubahan Myanmar dan Paris siap menyambut Presiden pembaru Thein Sein jika ia ingin berkunjung.

"Saya menegaskan bahwa Perancis akan mendukung semua pemain dalam peralihan demokratik Myanmar dan akan melakukan segala yang mungkin dengan Eropa Bersatu, sehingga upaya itu berjalan sampai akhir," kata Hollande pada jumpa pers bersama dengan Suu Kyi di Istana Elysee.

Saat ditanya tentang Thein Sein, yang pekan lalu diundang Inggris berkunjung, Hollande berkata, "Jika ia ingin datang, ia akan datang."

Peraih Nobel Perdamaian berusia 67 tahun itu datang ke Perancis setelah disambut hangat di Swiss, Irlandia, Norwegia dan Inggris serta diperlakukan dengan hormat seperti biasa diberikan kepala negara, termasuk makan malam dengan Hollande dan pejabat tinggi lain.

Suu Kyi dibebaskan dari hampir dua dasawarsa tahanan rumah pada November 2010 dan menjadi anggota parlemen pada awal tahun ini sebagai bagian dari peralihan bertahap menuju demokrasi di negara Asia Tenggara itu.

Ia menggunakan lawatan Eropa itu untuk menyeru penanaman modal terbuka di Myanmar. "Kami perlu demokrasi dan pembangunan ekonomi," katanya, "Pembangunan tidak dapat mengganti demokrasi, tapi harus digunakan untuk memperkuat dasar demokrasi."

Suu Kyi menyatakan keterbukaan keuangan dalam industri ekstraktif dan bahkan usaha pada umumnya sangat penting untuk penanaman modal.

Ia menyatakan upaya masih perlu untuk meyakinkan pemerintah Myanmar akan kebutuhan perubahan demokratik, dan Sein Thein tampak tulus.
"Saya percaya bahwa presiden tulus dan saya percaya bahwa ia jujur, tapi saya tidak dapat berbicara untuk semua orang di pemerintah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com