Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertarungan Sengit Ikhwanul Muslimin dan NDP

Kompas.com - 14/06/2012, 03:54 WIB

Menjelang pemilihan presiden Mesir putaran kedua, 16-17 Juni, makin terasa pertarungan dua kandidat presiden, Muhammad Mursi dan Ahmed Shafik, adalah duel antara Ikhwanul Muslimin dan Partai Nasional Demokrat (NDP). NDP adalah partai berkuasa pada era Presiden Hosni Mubarak, yang secara resmi telah dibubarkan.

NDP kini terasa seperti organisasi tanpa bentuk, namun tokoh-tokohnya masih bermain cantik di pentas politik Mesir. Bukti permainan cantik NDP adalah lolosnya Shafik ke putaran kedua, di luar dugaan banyak pihak di Mesir.

Peran tokoh-tokoh NDP itu makin kentara di mata publik menjelang pilpres putaran kedua. Contohnya, orang di balik kampanye Shafik adalah tokoh-tokoh era mantan Mubarak. Direktur kampanye Shafik adalah Ibrahim Mannak, penerus Shafik sebagai menteri urusan penerbangan sipil era Mubarak. Koordinator kampanye Shafik adalah Muhammad Qodri, deputi Shafik saat menjadi menteri urusan penerbangan sipil.

Shafik juga mendapat dukungan pengusaha besar yang berhubungan kuat dengan Mubarak. Produser film dan acara televisi Mahmud Barakah kini menjadi salah satu penyandang dana Shafik. Barakah dikenal luas sebagai loyalis Mubarak. Perusahaan periklanan milik Tareq Nor, perancang iklan kampanye Mubarak pada pilpres 2005, kini juga menjadi perancang kampanye Shafik.

Jaringan NDP juga aktif melobi berbagai elemen masyarakat. NDP ditengarai melakukan aktivitas secara masif, khususnya di wilayah pertanian yang padat penduduk seperti di wilayah utara kota Kairo.

Muhammad Mursi, kandidat presiden dari IM, pada kampanye di Alexandria, Minggu, menegaskan, rezim lama lahir kembali melalui kemunculan Shafik dan jaringan media massa yang pemiliknya dekat dengan Mubarak.

Mursi menuduh tim kampanye Shafik menggunakan politik uang untuk mendapat suara, dengan memberi uang 500 pound Mesir (sekitar Rp 756.000) tiap suara, dan 1 juta pound Mesir (sekitar Rp 1,7 miliar) untuk camat atau kepala desa.

IM juga menggerakkan semua mesin organisasinya menghadapi NDP. IM berhasil menggandeng mantan kandidat kubu islamis Abdul Munim Abul Futuh untuk bergabung.

Sementara itu, Shafik menuduh IM menggunakan masjid dan politik uang untuk alat kampanye.

Sejumlah pengamat mengatakan, rakyat Mesir kini terpecah dalam tiga kelompok, yakni kelompok IM, NDP, dan massa mengambang atau netral, yang sebagian besar terdiri atas kelompok nasionalis/liberal prorevolusi. Sikap kelompok ketiga itu yang akan menentukan.

Sebagian besar penghuni kelompok ketiga itu belum menentukan sikap. Namun, gerakan Kifayah (salah satu dari kubu nasionalis/liberal) menyatakan akan golput dalam pemilu nanti.

Adapun hasil awal pemilu di luar negeri menunjukkan Mursi unggul telak atas Shafik hingga 63 persen suara di 37 negara. Pemilu bagi warga Mesir di luar negeri berlangsung selama sepekan, berakhir Sabtu lalu.

(Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com