Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tarik Tim Perunding dari Pakistan

Kompas.com - 12/06/2012, 08:39 WIB

Amerika Serikat menarik tim perunding dari Pakistan setelah pembicaraan mengenai pembukaan kembali jalur pasok NATO ke Afghanistan gagal mencapai titik temu.

"Beberapa anggota tim meninggalkan Pakistan pada akhir pekan dan selebihnya akan pulang secepatnya," kata George Little, juru bicara Kementerian Pertahanan AS, di Washington, hari Senin (11/6).

Little mengatakan kepulangan tim perunding bukan atas permintaan Pakistan. "Tim telah berada di sana selama enam pekan dan mereka memerlukan istirahat," katanya.  "Ini murni keputusan pemerintah Amerika Serikat," tandas Little.

Pakistan menutup jalur pasok bulan November 2011 setelah militer AS menewaskan 24 tentara Pakistan di pos perbatasan dengan Afganistan. AS mengira personel Pakistan itu tentara musuh

Lebih mahal

Keputusan Pakistan memaksa Washington menggunakan negara-negara di utara Afganistan sebagai jalan masuk darat ke Afganistan. Namun memasok pasukan melalui rute ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan rute dari Pakistan, kata seorang pejabat di Kemenhan AS kepada kantor berita Reuters.

Little menjelaskan bahwa mencapai kesepakatan dengan Pakistan masih menjadi prioritas Washington dan tim perunding bisa diberangkatkan kembali ke Islamabad kapan saja. Untuk sementara ini perundingan dengan Pakistan tetap dibuka dan AS diwakili oleh para pejabat militer di kedutaan besar AS di Islamabad.

Penarikan para perunding AS dilakukan beberapa hari setelah NATO mencapai kesepakatan dengan beberapa negara Asia Tengah yang memungkinkan AS memasukkan peralatan militer ke Afganistan dari negara-negara tersebut.

Beberapa pihak menilai penarikan ini menjadi bukti lebih lanjut hubungan yang tegang antara Pakistan dan AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com