Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petasan dan Persik untuk Usir Roh Penculik Anak

Kompas.com - 09/06/2012, 07:22 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Warga di empat kota di China bagian utara memborong buah persik dan petasan setelah beredar isu bahwa arwah jahat marah akan menculik anak-anak.

Rumor itu beredar setelah gempa bermagnitud 4,8 mengguncang Kota Tangshan pada 28 Mei lalu. Menyusul gempa itu, beredar isu ada sebuah kuil yang hancur dan membangunkan arwah-arwah jahat yang akan merambah ke seluruh negeri.

Isu itu kian berkembang dengan warga di Kota Chanzhou, yang berjarak 150 mil dari Tangshan, mengatakan hanya buah persik dan petasan yang bisa mengusir arwah-arwah itu.

Menurut harian Shanghai Daily, ada kepercayaan bahwa dewa-dewa kuno muncul dari reruntuhan kuil lalu mengambil anak-anak dari keluarga mereka. Satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah menyalakan petasan dan makan buah persik kuning.

Tradisi China mengatakan, menyalakan petasan bisa mengusir roh jahat, sementara kata  taozi (bahasa China untuk buah persik) berbunyi sama dengan "anak lelaki lolos" dalam bahasa China.

Meskipun pemerintah Provinsi Hebei, tempat Tangshan dan Cangzhou berada, mengumumkan bahwa semua kuil di provinsi itu masih berdiri tegak, rumor itu terus merebak dengan cepat, bahkan melalui media sosial.

"Orang berduyun-duyun ke supermarket untuk membeli buah persik kalengan, yang terjual dalam waktu singkat," kata seorang warga Hebei kepada portal berita Hebei.com.au.

"Letusan keras (petasan) terdengar dari semua penjuru di malam hari. Suasananya seperti perayaan Tahun Baru," keluh warga Beijing bernama Wu kepada Shanghai Daily.

Media nasional China dengan cepat menyebut rumor-rumor itu merupakan buah kepercayaan masyarakat pada takhayul dan buruknya sistem pendidikan di negara itu.

"Isu itu mengungkap ketertinggalan pendidikan China," tulis Xinhua. "Kendati terjadi pertumbuhan ekonomi dan makin menyebarnya pendidikan, sejumlah orang China tidak memiliki akal sehat."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com